56. Chill

813 93 2
                                    

Met Baca!!

Weh weh ditinggal satu bulan lebih ye, kekeke sowrry~
5k++ word!! Dont expet toooo much :v

*
*
*
*






Senin tiba!

Melompat dari hari-hari kemarin dimana Lucy belajar dengan begitu ambisius bahkan sampai lupa tubuhnya tak terurus.

Beruntungnya saat itu ada Daniel yang selalu memantau Lucy, walau kegiatanya sendiri juga hampir sama. Bedanya Lucy ambisius mengejar plajaran, sedangkan Daniel mengejar pundi-pundi uang.

Daniel yang memiliki otak terlampau jenius itu begitu memanfaatkan setiap ide yang tercetus dari otaknya. Seperti memanggil teman-teman Lucy kerumah untuk menemani gadisnya belajar.

Karena Lucy mengaku jika dia belajar seorang diri akan merasa stress sendiri. Padahal saat teman-temanya itu datang dan mereka belajar bersama digazebo belakang, justru Lucy lah yang hanya banyak diam seperti sedang belajar sendirian.

Huft~

"Daniel! Apa aku bisa mengerjakan semua soal dengan baik?"

Pertanyaan yang sudah kesekian kalinya Lucy tanyakan kepada Daniel sejak pagi buta saat kedua bola mata kucing itu terbuka.

Daniel menahan kekesalannya dengan meremat pelan tangan Lucy dalam genggamannya sebagai tanda semangat.

"Kamu sudah belajar tidak perlu khawatir," ujar Daniel tenang seraya mengelus punggung tangan Lucy.

Lucy tampak menggigit bibir bawahnya dan mengangguk kecil, berusaha meyakinkan diri. Sampai akhirnya mereka sampai didepan kelas.

Kegiatan baru untuk Daniel, yaitu mengantarkan Lucy sampai ke depan kelas. Ya, sebelum-sebelumnya juga beberapa kali Daniel sering mengantar Lucy sampai di pintu kelas, tapi lebih jarang saat Lucy terkadang berpapasan dengan Lia atau yang lainya.

"Masuklah~" Daniel melepaskan genggaman tanganya dari Lucy.

"Heum!" dengan anggukan kecil, Lucy berlalu masuk ke dalam kelas.

Daniel masih diam ditempatnya, menunggu sampai gadis itu sampai di tempat duduknya.

Beberapa langkah lagi sebelum sampai di kursinya, Lucy menghentikan langkahnya. Kemudian gadis itu berbalik dan berseru memanggil Daniel.

"Daniel!" Daniel yang sedari tadi memperhatikan Lucy pun hanya menggerakan dagu sebagai jawaban. "Fighting!" ucap Lucy seraya menggerakan kepalan tangan dan terpasang senyum cerah dibibirnya.

Daniel mengernyit bingung dan hanya menganggukan kepala. Saat Lucy sudah duduk barulah Daniel berlalu menuju kelasnya.

Tanpa disadari, terasa sengatan hangat dalam dada Daniel. Wajah Daniel juga tampak mencerah dengan kendutan disudut bibir yang ditahan.

~~

Waktu berlalu begitu cepat. Perjuangan penuh kerja keras sampai otak terperas pun akhirnya usai.

Di penghujung minggu, tepatnya di sabtu pagi menjelang siang ini. Dua orang penghuni rumah yang kelewat besar itu sedang berduduk-duduk di sofa ruang santai.

Mereka tidak hanya sedang berduduk-duduk santai, sebut saja cuddle. Cuddle sepihak karena salah satu dari mereka tampak sibuk dengan tumpukan buku.

"Jangan mengendus, kamu bikin aku goosebumps, Daniel," gumam Lucy seraya menggerakan bahunya agar Daniel menjauh dari lehernya.

Bukannya murut, Daniel malah semakin menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Lucy. Sesaat setelahnya dengan gemas Daniel menggigit leher jenjang itu.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang