20. Starting Point

1.2K 180 12
                                    

Met Baca

*
*
*
*

Pagi hari, paling asik mendengarkan kicau burung berterbangan dari satu pohon ke pohon lainya.

Eh, tapi ini di kota. Tidak ada yang namanya kicauan burung, yang ada itu suara klakson bersahutan.

Matahari belum terlalu beranjak, tapi aktifitas kota sudah sibuk dan saling berebut jalan.

"Ahhhh! Bagaimana ini?!" Lucy yang sudah terbangun karena alarm yang menyala menggeram frustasi saat dirasanya kaki kanan yang terkena kerang kemarin malah menjadi kaku.

Sisi telapak kaki sekitar lukanya tampak membengkak dan rasanya berat sekali untuk diangkat.

Ah, mungkin ini yang dimaksud Daniel ketika berkata jika rasakan sakitnya esok.

Lucy mencobang menguatkan diri untuk beranjak dan bersiap untuk sekolah. Padahal sedang sakit tapi Lucy memilih untuk sekolah, pikirnya itu hanya luka kecil saja dan tidak mau ketinggalan pelajaran.

Dengan tertatih dan bertumpu pada tembok, Lucy berjalan menuju kamar mandi.

Setelah berhasil masuk ke dalam kamar mandi, Lucy langsung terduduk diatas closed dan memangku kaki kananya.

Lucy berniat untuk melepaskan plester dan mengganti yang baru. Tapi untuk beberapa saat Lucy hanya memperhatikan plester yang semalam ditempelkan oleh Daniel.

Nah kan, Lucy jadi flashback dan senyum senyum sendiri.

Niat untuk mengganti plester pun hilang, tapi dengan cepat Lucy menggelengkan kepal. Dia harus tetap ganti plester jika tidak bisa bisa lukanya ada infeksi dari plester.

Akhirnya Lucy pun membuka plester itu dengan sedikit... Terpaksa.

Mulut Lucy langsung terbuka lebar. Matanya membelalak melihat garis melengkung besar yang cukup dalam juga dengan kulit terkelupas.

"Ya~~ pantas saja rasanya sakit dan memar begini," rengek Lucy meratapi nasip kakinya yang malang.

Tangan Lucy terulur untuk mengambil selang air untuk mencuci sedikit darah dan obat merah yang mengering.

Rasa perih juga ngilu langsung merambat keseluruh tubuh, tapi Lucy mencoba untuk kuat dan terus membersihkan lukanya.

Setelah itu Lucy langsung bergegas mandi dan bersiap.

~

Lucy sudah selesai bersiap dengan susah payah berdiri dengan satu kaki berjinjit yang mengurangi keseimbangannya.

Tapi, sekarang dia sedang bingung ingin memakai sepatu atau hanya sendal saja. Tiba-tiba saja Lucy teringat sepasang sepatu miliknya yang tak pernah terpakai karena kebesaran.

Dikeluarkannya sebuah kotak sepatu besar dengan merek yang cukup mahal. Didalamnya terdapat sebuah sepatu putih dengan sedikit hiasan hitam besar.

Lucy juga mengambil sebuah sepatu serupa namun dengan ukuran lebih kecil di rak sepatu.

Terang saja, itu sebenarnya adalah sepatu couple. Tapi Lucy sangat suka dengan sepatu itu, jadi Lucy beli saja dua duanya karena tidak bisa satu.

Alhasil Lucy memakai sepatu yang kebesaran untuk kaki kananya agar tidak terlalu bergesekan dengan lukanya, dan kaki kiri dengan sepatu biasanya.

Lucy berpikir sejenak tentang bagaimana dia berangkat sekolah.

"Apa Lia sudah berangkat?" tanya Lucy pada diri sendiri, kemudian melihat jam yang masih tergolong pagi pada ponselnya. "Coba saja lah," Lucy pun menekan tombol call pada nomor Lia.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang