17. Want to Know

1.3K 196 7
                                    


Met Baca





*
*
*
*

Waktu terus berjalan, hingga hari berganti malam.

Malam yang larut, membuat sebagian orang di bumi ini memilih untuk beristirahat. Tertidur guna mencari tenaga yang hilang untuk digunakan kembali di esok hari.

Namun sebagian orang lainnya, malam yang larut merupakan waktu mereka untuk bekerja mengais rezeki untuk makan. Sebagian lagi digunakan untuk bersenang senang.

Night Club, salah satu tempat yang aktif di malam hari.

Bisa menjadi tempat kerja, tempat bersenang-senang, dan tempat beristirahat sejenak menghilangkan stress dengan meminum berbagai minuman yang memiliki zat menghilangkan stress sementara.

Dibawah lampu berkelap-kelip yang temaram ditemani musik kencang bersisko membuat sebain orang yang mendengarnya menari mengikuti hentakan musik di dance floor.

Daniel terduduk sediri, terdiam disalah satu bar stool dengan counter desk didepanya terdapat gelas dan sebotol minuman yang sudah tandas tak tersisa. Kepalanya tertunduk dengan salah satu tangan yang menyangganya seraya memejamkan mata.

Tidak! Tidak! Daniel tidak akan mabuk hanya karena sebotol minuman.

Walau usianya dibilang belum legal tapi kadar toleransinya untuk minuman keras atau alkohol cukup tinggi.

Dari pintu masuk tampak gadis muda seumuran Daniel mengenakan pakaian kurang bahan datang menghampiri Daniel.

"Hey! Apa kau sendirian?!" Gadis itu bertanya pada Daniel dan duduk di sebelah Daniel yang kosong, kemudian memesan dengan kode tangan yang tampak seperti langganan disini kepada bartender.

Daniel tidak merespon gadis itu dengan pertanyaan, hanya kepalanya terangkat dan menatap malas gadis disebelahnya.

"Ya!! Wajah yang tampak mengesalkan bung! Tumben sekali kau datang kesini, bukanya besok sekolah?? Apa kau ada masalah eoh?!" cerocos gadis itu.

"Ya~ Jeon Somi! Jangan sok tau dan banyak mau tau!" Daniel berucap datar disertai pandangan mata yang datar juga pada gadis cerewet disebelahnya yang bernama Jeon Somi.

Jeon Somi, bisa dibilang merupakan orang yang senasip dengan Daniel. Somi juga memimpin salah satu bisnis orang tuanya diusia muda karena orang tuanya dinyatakan hilang bak ditelan bumi.Somi juga salah satu rekan kerja Daniel baik di perusahaan atau pun di bisnis lainya.

Somi menyesap minumannya yang sudah tersaji apik dengan santai, setelahnya gelas itu digoyangkan sebagian dari pengekspresiannya saat minuman itu mergerak memasuki tenggorokannya dan menimbulkan kesan panas yang kemudian menyebar keseluruh tubuhnya.

"Eiy, kau memang seperti itu dan aku bukanya mau tau, hanya saja kau memang tampak bermasalah seperti itu," ejek Somi pada Daniel yang kini menatap dirinya sinis.

"Kau selalu tidak jelas," desis Daniel.

"Aku bukanya tidak jelas, kau saja yang tidak menyadari dan tidak mau mengakuinya. Kalau punya masalah itu bilang dengan yang bersangkutan, jangan cari pelarian," Somi mengelak lagi seraya memberikan sepatah nasehat pada Daniel.

"Aish, anak kecil ini! Toleransi alkohol yang kau miliki pasti sudah menurun sehingga melantur seperti ini. Lebih baik kau pulang saja sana!" usir Daniel pada Somi yang dirasa sudah mulai mabuk kerena minumannya.

Somi pasrah saja mendengar usiran dari Daniel, lagian dia juga bosan kalau hanya berbincang dengan Daniel. Somi pun beranjak berdiri kemudian menebuk pundak Daniel sebentar.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang