43. This Weekend

802 140 15
                                    

Met Baca

*
*
*
*

Matahari semakin meninggi, bahkan sekarang sudah diatas kepala. Dan Lucy baru saja selesai mandi pagi.

Iya, mandi siang.

Pagi tadi Lucy begitu sibuk mempersiapkan ini itu dan membeli semua barang yang dibutuhkan secara serempak yang bisa datang langsung hari ini di sebuah toko online.

Lucy bahkan sampai lupa mandi dan mengganti piyama tidur dengan baju lain. Tapi Lucy pikir tidak perlu diganti juga, toh dia hanya berada dirumah dan piyamanya juga nyaman tidak mengganggu geraknya.

Lucy sangat sibuk, sibuk memesan dan menunggu kedatangan barang-barang yang dibelinya bersama sepuluh bapak-bapak di teras depan.

Lucy terlalu bersemangat sampai sibuk sendiri dan membuang waktu dengan menunggu. Untung saja selama menunggu Lucy dihibur oleh para bapak-bapak yang dibawa Daniel itu.

"Apa nona sebaiknya menunggu didalam saja?" tanya salah seorang dari bapak-bapak itu saat Lucy asik mentertawakan dad joks yang dibuat para bapak-bapak.

"Nak Lucy! Panggil aku nak Lucy saja paman Kyung!!" ucap Lucy dengan wajah sok tegas dan serius. Ini sudah kesekian kalinya Lucy mengingatkan.

Lucy tidak suka dipanggil Nona atau sejenisnya, karena panggilan itu terlalu timpang jika Lucy saja merasa setara dengan mereka. Jadi Lucy meminta untuk dipanggil Nak saja agar terasa lebih dekat.

"Tapi non-"

"Nak Lucy!" potong Lucy menegaskan kepada bapak yang bernama Kyungmin itu.

"Maaf.. agaknya kurang sopan jika kami memanggil nona seperti itu," ucap Kyungmin tidak menyetujui apa kehendak Lucy. Karena baginya Lucy adalah nonanya yang harus dihormati.

"Tidak~~ aku merasa tidak nyaman jika dipanggil nona malah, panggil aku nak Lucy saja, ya?!" ucap Lucy dengan nada mengayun dan bertingkah imut.

Pada akhirnya mereka, para bapak itu pun mengiyakan tapi mereka hanya memanggil kata itu jika Lucy sedang tidak bersama Daniel.

~~

"Hah~~ segarnya," Lucy berseru senang sembari menjatuhkan tubuhnya diatas kasur.

Mandi siang memang menyegarkan, apa lagi saat cuaca cukup panas. Air yang mengalir membasahi tubuh, rasanya seperti menemukan oase ditengah padang pasir.

Tok! Tok! Tok!

"Nona! Tuan memanggil anda untuk turun dan makan siang," seseorang berseru dibalik pintu kamar Lucy. Lucy sudah hafal dengan suara siapa itu, dia pun langsung beranjak dari rebahanya seraya membawa MacBook milik Daniel yang dia letakkan diatas nakas.

Lucy membuka pintu dengan semangat. "Kak Yumi!!!" pekik Lucy senang.

Yumi tersenyum menanggapi Lucy. "Wah sepertinya anda sedang senang sekali nona," goda Yumi pada Lucy.

"Aish! Sudah ku katakan jangan berbicara formal dengan ku kak!" Lucy menggembungkan pipinya seraya melipat tangan didepan dada, bersikap seolah sedang marah tapi kesannya malah seperti merajuk.

"Hahaha, iya iya, sudah sana kau disuruh makan tuh!" Yumi menarik pelan tangan Lucy agar lekas berjalan dan membantu menutup pintu kamar Lucy.

Sampai di ruang makan, Yumi menepuk pundak Lucy sebanyak dua kali membuat Lucy menoleh kearahnya lalu meninggalkan Lucy untuk melanjutkan pekerjaannya.

Lucy menghela nafas pelan dan mulai berjalan kearah meja makan dimana Daniel sudah duduk di kursi kepala dengan piring yang masih tertutup dan tangan sibuk memegang sebuah dokumen.

Shit! Psycho!  [YeonJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang