HAPPY READING
.
.
.Menjadi Juara
"Apabila di antara kita ada yang meraih kemenangan, maka di antara kita juga ada yang mengalami keruntuhan." –Kisya Raiqana Sahida
Hari ini, Kisya kembali lagi menginjakkan kakinya di SMP Antariksa. Selama tiga hari lamanya tanpa alasan yang jelas dia tiba-tiba diskors oleh guru BK. Guru tua yang benar-benar menjadi ancaman berbahaya untuk para anak nakal hidup bebas di SMP ini.
Kedatangan cewek berparas cantik itu menghadirkan tantangan terbesar bagi Imposter. Namun, di sisi lain mereka senang, karena sebentar lagi rencana misterius yang telah disusun matang oleh Imposter segera terlaksana.
"Omaigat, Bos. Lo beneran mau pura-pura jadi unyu?" tanya Putri terkejut. Mereka bertiga berjalan bersama menuju kantin.
"Iya, Put. Si bos rambutnya mau diiket biar kayak si frenzon. Nanti dapet kekuatan es batu," sela Dita sambil berjalan mundur, memperagakan kekuatan yang dimiliki oleh tokoh kartun bernama Elsa.
"Frozen bego!" koreksi Nisya.
Dita menjentikkan jemarinya. "Nah itu maksudnya."
Ketiganya terus asyik berbincang perihal rencana. Hingga akhirnya langkah mereka terhenti di depan kamar mandi cowok. Samar-samar mereka mendengar suara obrolan dari dalam sana. Nisya mendekatkan telinganya ke arah pintu kamar mandi supaya bisa mendengar jelas perbincangan apa yang terjadi.
"Heh," panggil Nisya masih fokus menatap pintu kamar mandi. "Masuk sono!" perintahnya mengedikkan dagu pada Dita.
Dita dibuat tercenung oleh perintah mengerikan itu. Apa tak ada suruhan lain selain harus masuk ke dalam toilet pria? Bayangkan saja. Seorang perempuan tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi laki-laki hanya dengan alasan yang tak jelas. Kalau pemandangan vulgar terlihat, bagaimana?
Dita menggeleng cepat. "Enggak, deh, Bos. Gue enggak mau mesum, masih bocah. Kalau gue diperkosa terus punya anak gimana? Lo emangnya mau tanggung biaya hidupnya?" oceh Dita ke mana saja.
Nisya mengembuskan napasnya dengan kasar. Satu sahabatnya ini memang istimewa bolotnya. Namun, satu bakat terpencil yang ditampilkan Dita adalah di mana dia mampu menggoreng bala-bala dengan cepat. Dia juga pandai menggunting kertas hanya dengan menggunakan shoutgun.
Dari tadi Dita menolak perintah Nisya yang benar-benar keterlaluan. Namun, tiba-tiba saja tubuhnya didorong oleh Putri, sampai kakinya ikut terseret semakin dekat dengan pintu kamar mandi. Ia sudah pasrah dan siap menanggung konsekuensi apa pun.
Dengan tubuh yang bergetar, Dita perlahan meraih knop pintu tersebut. Keringat terlihat menetes di keningnya menghadapi suruhan mencekam yang ancamannya adalah hati, reputasi dan harga diri. Sampai keberaniannya terkumpul, Dita pun lekas masuk ke dalam kamar mandi itu.
Namun, tak lama kemudian Dita sudah keluar sembari menutup hidung. Matanya berkaca-kaca seperti menahan tangis agar tak lolos ke pipinya. Nisya dan Putri mengernyit keheranan. Baru lima detik, tapi Dita sudah keluar saja.
"Loh, kok lo udah keluar sih, Nyet?" tanya Nisya kesal.
"Anjir sumpah. Tadi gue liat ada adonan tahu ngambang di kloset. Iyuh ... gelay," jawab Dita bergidik jijik.
Nisya dan Putri ikut mengangkat bahunya kalau mereka pun sama halnya jijik mendengar kabar yang disampaikan Dita. Namun, memang begitu kenyataannya. Entah kenapa hampir setiap sekolah di Indonesia mempunyai toilet dengan aroma khasnya yang bagaikan sengatan kukang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKISYA [END] ✓
Ficção AdolescenteBersaing sama musuh❎ Bersaing sama kembaran sendiri✅ "Tidak ada kata menyerah sebelum ada yang kalah." Begitulah semboyan Inbreeding dalam kisah ini. Bagi dua gadis kembar bernama Nisya Raina Sahda dan Kisya Raiqana Sahida, persaingan serta pertarun...