HAPPY READING
.
.
.Hati yang Kembali Terluka
"Dendamku padamu tak akan usai, sebelum musuhku mengeram dan semangatnya mulai padam." -Kisya Raiqana Sahida
"Lala meninggal."
Saat itu juga tubuh Nisya mati membeku. "Nggak, enggak mungkin!" bantah Nisya menyentak.
"LALA!"
Nisya tiba-tiba terperanjat dari atas kursinya. Kuciran rambut yang terpasang turut terlepas membuat kondisi rambut hitamnya yang legam berubah bagaikan rambut singa. Peluh keringat begitu membanjiri sekujur tubuhnya usai bermimpi bahwa Lala telah tiada.
Orang-orang yang ada di dalam kelas sontak ikut terkejut. Jantung mereka rasanya terurai lepas landas ketika mendengar teriakan Nisya yang menggelegar. Dita dan Putri cepat-cepat menghampiri Nisya dengan waswas.
"Bos, lo mimpi?" tanya Dita ternganga.
Nisya masih terdiam. Rasanya tak ada satu pun organ tubuh yang bekerja. Seolah-olah sel-sel dalam tubuhnya sudah mati. Dia terlihat linglung, tatapannya pun begitu kosong.
"Lala ... Lala meninggal, Dit, Put," ucap Nisya panik sambil menatap kedua sahabatnya.
Dita dan Putri tercengang dengan ucapan Nisya yang melantur. Mereka saling memandang sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ada apa dengan cewek itu? Kenapa dia tiba-tiba bilang kalau Lala sudah meninggal. Bukankah Lala masih ditangani di rumah sakit?
Tangan Dita terulur menggapai kening Nisya. Sesaat, dia memejamkan matanya dengan tangan yang masih melekat di kening Nisya. Nisya mengernyit, apa maksud Dita melakukan ini?
"Lo kenapa sih?" tanya Nisya sewot.
"Hm, pantes, anget dikit," jawab Dita sebelum menarik tangannya kembali.
Putri menghela pelan lalu berkata, "Lo kebanyakan ngawur, Bos. Mana ada si Lala meninggal. Orang dia masih di rumah sakit."
Sial! Ternyata ini hanyalah mimpi yang baru saja Nisya alami. Selepas bertemu Fadhil di jam istirahat tadi, dia tidak sengaja tertidur pulas lantaran menunggu guru terlalu lama. Hingga matanya tak kokoh lagi untuk terus terbuka. Sampai akhirnya mata tersebut tertutup dan kepalanya tergelatak di atas lipatan tangan.
"Jad-jadi, gue cuman mimpi?" tanya Nisya gelagapan.
"Iyaaa Nisya!" jawab Putri dan Dita serentak.
Raut wajah Nisya sedikit segar dibanding sebelumnya. Selepas mengetahui kalau itu hanyalah mimpi, Nisya bisa sedikit tersenyum. Namun, senyum tersebut kembali pudar dengan cepat.
"Tapi, kalau Lala beneran meninggal gimana?" racau Nisya membuat kedua temannya memukul jidat.
"Au ah. Serah," pasrah Putri frustrasi.
***
Hari ini, pasukan Imposter berencana mendatangi rumah Nisya. Selain berniat untuk mengantar Nisya pulang, mereka pun akan merayakan pesta di rumah Nisya sekaligus menyusun rencana baru untuk membuat Victor keok. Pukul tiga sore, ketiganya sampai di depan pekarangan rumah Nisya yang megah nan indah itu.
Perlahan Nisya membuka pintu rumahnya. Suasana rumah begitu sepi tak ada orang selain dia dan temannya. Sepertinya, Aqila dan Adnan pergi mengantor. Ini menjadi peluang besar untuk mereka mengadakan party tanpa perlu takut pada apa pun.
Imposter kemudian menaiki tangga menuju kamar milik Nisya. Baru saja pintu kamar terbuka, mata Nisya sontak membelalak terkejut. Dia melihat sudah ada tiga gadis cantik tengah menonton televisi di dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKISYA [END] ✓
Novela JuvenilBersaing sama musuh❎ Bersaing sama kembaran sendiri✅ "Tidak ada kata menyerah sebelum ada yang kalah." Begitulah semboyan Inbreeding dalam kisah ini. Bagi dua gadis kembar bernama Nisya Raina Sahda dan Kisya Raiqana Sahida, persaingan serta pertarun...