HAPPY READING
.
.
."Segemuk-gemuknya ikan, pasti ada tulangnya. Sekurus-kurusnya ikan, pasti ada dagingnya. Sebaik-baiknya orang pasti ada buruknya. Sejahat-jahatnya orang pasti ada baiknya."
Ikatan Kasih Sayang
"Lo sayang gue enggak, sih, Nis?" Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di telinga Nisya. Entah dari mana gadis itu mempunyai keberanian tinggi untuk menanyakan hal yang sebelumnya belum pernah ia utarakan.
Sambil berjalan menuju ruang laboratorium sekolah, percakapan hangat itu terjadi di antara mereka.
Nisya menoleh, menatap Kisya dengan alis bertaut. "Mabok nabati nih bocah."
"Ihhhh ngeselin banget, sih." Satu tinjuan pelan mendarat di bahu Nisya.
"Canda, Dek." Nisya menepuk-nepuk puncak kepala sang adik seraya tertawa pelan.
Embusan napas pelan meluncur dari mulut Kisya. "Jadi sayang apa enggak?" tanyanya masih kesal.
Nisya menahan tawanya melihat bibir Kisya yang mengerucut sebal. Lagi, sebalnya Kisya justru membuat Nisya sangat ingin mencubit kedua pipi tembem perempuan itu.
Menggemaskan tolong. Lambung Nisya sampai terbang ke pantat.
"Lo percaya enggak, sih, Kis, kalau kita ini dilahirin dari rahim yang sama?" Nisya bertanya sembari merangkul pundak Nisya.
"Bodo amat."
"Lah? Terus lo dilahirinnya dari mana? Lubang buaya?"
"Ya abisnya lo tuh ngeselin, Kak. Gue sebel, deh, sama lo. Tau ah!" rajuk Kisya mempercepat langkahnya.
"Eh." Percaya tidak percaya, hati Nisya sedikit takut ketika mendengar nada itu.
Dengan cepat, ia mengambil langkah panjang untuk menyeimbangkan langkahnya agar sampai di samping Kisya.
"Lebih dari kata sayang, Dek," bisik Nisya membuat sekujur tubuh Kisya membeku seketika.
"Ah boong." Kisya menatap curiga pada manik mata Nisya, meskipun hatinya terasa hangat oleh bisikan itu.
Tak menjawab, Nisya hanya mengecup pelan pipi kiri Kisya. Lalu setelah itu dia berjalan mendahului Kisya kala gadis itu terdiam, seolah Nisya baru saja membiusnya lewat kecupan itu.
"Omaigat. Gue di cipok dong."
Beberapa detik kemudian, kedua anak kembar tersebut akhirnya tiba di depan ruang laboratorium yang sudah dipadati oleh perwakilan sekolah yang akan mengikuti olimpiade Minggu depan. Salah satu di antaranya ada Kisya, sebagai delegasi dari mata pelajaran IPA.
"Dah sana. Belajar yang bener, ya. Kalau haus minum airnya. Kalau laper makan aja. Jangan sampe sakit, oke?"
"Kalau enggak boleh gimana?"
"Smack down."
"Siap qaqa!"
"Kalau guru lagi nerangin jangan molor. Awas kotak makan gue kena iler lo," peringat Nisya wanti-wanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKISYA [END] ✓
Teen FictionBersaing sama musuh❎ Bersaing sama kembaran sendiri✅ "Tidak ada kata menyerah sebelum ada yang kalah." Begitulah semboyan Inbreeding dalam kisah ini. Bagi dua gadis kembar bernama Nisya Raina Sahda dan Kisya Raiqana Sahida, persaingan serta pertarun...