44. Salah Paham

17 3 1
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING
.
.
.

"Maafkan aku yang selalu membuatmu terluka tanpa mau membuatmu tertawa." —Nisya Raina Sahda

Dita Cantip

P

Aaaaa Dita nge WA gue dongggg
Knp Sayangkuh?

Lg apa?

MASYAALLAH DITA NANYA IN GUE DONGGGG

?

Lg makan
Lg sarapan

Oh

Udh? Ini aja?

Maksud lo apa hah?!🖕

Hah? Apaan?😶

Ga usah pura2 bego lo
Gue tau kok lo ga suka sama gue
Tapi lo ga seharusnya giniin gue Nis
Kelakuan lo jadi nambah gue ilfiel ke elo

Hah? Lo napa sih?
Ga pake bismillah nih kalau pegang HP🤗

Udahlah Nis
Gue capek
Maksud lo apa pake nyebar berita yg ga bener ke semua siswa?!
Lo mau jatuhin gue?

Dita....🙃
Maksudnya apa sih?
Berita hoax mana?
Gue ga pernah ngelakuin itu

Alaahhhhh
Liat aja lo di sekolah
Gue pastiin lo ga akan nyaman buat hidup

Dit?

Gue benci lo, Nis

Dita
Lo kenapa sih🙂🙏
read

***

Kedua anak kembar itu berangkat sekolah menggunakan jasa angkutan online pagi ini. Tidak seperti Kisya, Nisya memasang wajah murung pada setiap langkahnya di koridor utama. Nisya tak bisa tersenyum, bukannya lebay, tapi pesan yang Dita kirim subuh tadi sungguh membuatnya merasa terbebani. Tanpa alasan yang jelas, Dita tiba-tiba saja menuduh Nisya menyebarkan berita hoaks. Padahal pada nyatanya dia tidak tahu apa-apa tentang itu.

"Letoy amat lo." Kisya menahan tubuh Nisya yang sempat dia senggol hampir terjatuh ke bawah lantai. "Napa, sih, lo? Kayak lagi nanggung beban dunia aja."

Nisya menghentikan langkahnya, menatap Kisya frustrasi. "Gue bingung, deh."

"Bingung kenapa?"

"Si Dita abis kena tumbal siapa, ya? Kok, dia tiba-tiba nuduh gue yang enggak coba-coba." Gadis itu mulai bercerita.

"Maksudnya? Duh, gue enggak paham, Kak. Otak unlimited gue masih lemot kalau pagi-pagi," kata Kisya memegangi kepalanya.

Nisya menghela pelan. "Masa dia nuduh gue kalau gue nyebar berita hoax ke seluruh sekolah. Kan, gue bingung, ya. Jangankan buat berita, ngitung perkalian aja gue harus pake kalkulator."

NIKISYA [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang