Demi apa, Kevin sepanjang malam kepikiran soal Nesta yang bahas masalah goyang. Sampai dia pulang kerja tadi, sebelum apa-apa, pertama pergi ke depan cermin. Berkaca di sana sambil memikirkan; kra-kira cara Nesta bisa membuktikan cowok sesuai dengan kriterianya terutama masalah yang 'goyang'.
Masa iya, harus praktik dulu, baru sah? 'Kan haram. Kevin ngeri sama yang begitu. No sex till maried.
Terus, kalau Kevin tidak bisa buktikan, apa harus cowok lain yang membuktikan? Berarti Nesta ....
Aduh sumpah! Kevin sampai geleng-geleng sendiri gara-gara kepolosan Nesta yang frontal dipadu dengan sifat Kevin yang gampang kepikiran sama hal sepele, jadinya malah begini.
Beneran, kayaknya Kevin besok harus tanya langsung sama Nesta. Kalau bisa, kasih arahan ke dia biar jangan fokus sama masalah yang bisa dibahas nanti setelah membina rumah tangga.
Keluar dari kamar mandi, Kevin rebahan. Guling kanan guling kiri, tidak bisa tenang. Dia masih kepikiran. Soalnya, Nesta gitu banget bahasnya sampai ekspresif lagi. Wajar kalau kemarin dia sembur Nesta pakai air minum.
Seingat Kevin, dulu nih Nesta anaknya polos banget. Dari mana coba, dia tahu kata itu. Sapa yang sudah menistakan kepolosan Nesta?
***
Masih jam kerja Nesta sibuk chatting sama Viano. Chatting-nya tidak jelas, bikin emosi darah tinggi dan penuh dengan kutukan. Masalahnya cuma satu: Nesta bilang tidak bisa ikut Viano di hari Minggu besok. Karena, dia sudah telanjur janji sama Kevin.
Memangnya kamu udah kebanyakan duit, sampai saya tawarin diskon 10% lagi nggak mau! Lumayan, loh! Itu kalau dipotong lagi, utang kamu tinggal sembilan juta!
Chatt Viano nge-gas banget, sampai mendelik mata Nesta.
Tau, Pak! Hari gini, siapa, sih, yang nggak ngerti sama duit. Masalahnya saya itu udah terlanjur ada janji sama orang. Biar gimana juga, jadi adalah utang. Ya kali saya nambah utang lagi. Bisa makin kere saya, Pak.
Viano membalas:
Ya udah kamu cancel dulu janjian itu. Lebih penting sama saya!
Seenak jidat, Nesta balas:
Nggak bisa dong, Pak! Secara, saya udah terlanjur janj sama Kevin. Bapak itu yang belakangan, antre harusnya!
Viano:
Nah, 'kan, kamu keceplosan kalau janjian sama Kevin si bos minimarket itu! Kamu harusnya bisa bandingin, mana yang lebih menguntungkan. Jalan sama bos minimarket yang kecil nggak laris gitu, atau jalan sama CEO dari perusahaan ternama?
Nesta:
Bapak sembarangan aja deh kalau ngomong. Suka banding-bandingin orang. Bapak nggak pikirin perasaan Kevin yang dighibahin?
Viano:
Saya ngomong fakta.
Ini kalau diladeni bisa sampai besok pagi, mendingan Nesta mengalah saja.
Maafin saya, Pak. Lain kali aja, saya temuin Bapak.
Ini Nesta, kenapa mancing-mancing emosi Viano? Padahal sengaja atur jadwal Minggu besok supaya mereka bisa ketemu. Selain buat temani Raja, dia, 'kan, punya hadiah yang mau dikasih. Giliran ada rezeki buat dia, payahnya minta ampun mau ketemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant vs Crazy
PoezieCari duit tidak segampang yang ada di drama atau novel. Dalam dunia khayalan, perempuan bisa jadi 'barang mahal' yang diperjuangkan habis-habisan sama CEO atau jadi mujur dengan dinikahi paksa sama tuan muda tampan kaya raya. Dunia nyata tidak begi...