Part 39

487 36 47
                                    

Assalamualaikum, happy reading:)

"Mau sekeras apapun lo berusaha buat jadiin gue milik lo, itu nggak akan bisa jika nama kita nggak bersanding di Lauhul Mahfudz."

•Aldebaran Fathir Rafael•

"Lo bercanda, kan?" tanya Jihan seraya terkekeh pelan.

Rafael kian menundukkan kepalanya. Ia tak sanggup mendengar kekehan Jihan yang terdengar menyakitkan baginya.

"Gue, serius."

Jihan diam. Matanya sudah berkaca-kaca. "Tapi kenapa?"

Rafael mendongak. Ia terpaku saat melihat air mata Jihan jatuh karena dirinya.

"Gue hanya ingin taat sebagai hamba Allah."

Jihan menghapus kasar air matanya. Ia berdiri, lalu menampar pipi mulus Rafael.

Plak!

Tanmparan dari Jihan lumayan keras. Hingga membuat wajah Rafael menoleh ke sebelah kiri.

"Lo bohong! Alasan lo mutusin gue bukan karena itu!"

Rafael memegangi wajahnya yang memanas. Sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah.

"Gue nggak bohong."

Jihan tetap tidak percaya. Ia menatap kecewa Rafael. Hatinya begitu sakit.

"Lo mutusin gue karena Aina, kan?"

Rafael menggeleng keras. Percayalah, ia bertekad penuh memutuskan Jihan bukan karena Aina. Melainkan, karena Allah. Ia hanya ingin menaati semua perintah Allah SWT. Salah satunya, tidak berpacaran.

Ia sangat takut akan siksaan orang yang berpacaran di akhirat kelak. Tadi, ia sudah mendengar beberapa ceramah dari Ustadz tentang larangan orang berpacaran dan siksaan yang akan didapatkan nanti.

Belum lagi, ia juga takut jika suatu hari nanti, ia khilaf kepada Jihan. Itu bisa saja terjadi kan? Karena dia juga hanyalah manusia biasa. Imannya masih terlalu lemah. Sementara setan selalu saja membuat berbagai macam cara untuk menyesatkan manusia hingga hari kiamat.

Sekarang, ia sadar akan bahayanya berpacaran. Karena berpacaran, maka setan akan lebih mudah menjerumuskan manusia ke dalam perzinahan. Mungkin, pertamanya kita masih telponan, pegangan tangan, dan pelukan. Tapi, adakah yang bisa menjamin jika kelak mereka tidak akan melakukan hubungan yang lebih dalam dari itu?

Kalau misalnya itu terjadi kepadanya dan Jihan kelak, sungguh Rafael tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Bukan hanya dirinya yang mendapat dosa. Jihan juga.

Kalau ditanya alasannya yang kedua putus dengan Jihan selain Allah apa? Jawabannya adalah Jihan dan Aina.
Kenapa? Karena, ia tidak ingin menyakiti mereka berdua lagi. Cukup sampai disini saja ia menyakiti dua wanita yang disayanginya itu. Ia rasa, ini keputusan yang terbaik.

Soal jodoh, ia menyerahkan semuanya kepada yang Maha pemegang hati.

"Ya Allah ya Wadud, semuanya hamba serahkan kepada-Mu. Hamba telah memutuskan Jihan demi menaati perintah Mu. Hamba yakin, pasti ada kemudahan setelah ini. Semoga, keputusan ini bukan awal dari semua masalah yang akan datang . Aamiin," batin Rafael. Matanya juga sudah berkaca-kaca.

"Aina dan lo adalah alasan kedua gue buat mutusin lo."

"Kenapa gue?"

Rafael ikut berdiri. Pandangannya mengarah pada jalan yang sedikit ramai.

"Karena, gue nggak mau bikin lo sakit hati lagi," jawab Rafael.

Jihan menggeleng tak percaya. Apa tadi? Tidak mau membuatnya sakit hati? Lalu dengan cara ini, apakah ia tak sakit hati?

AinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang