Part 17

509 51 0
                                    

Assalamualaikum para readers:)

“Apabila anak cucu Adam itu mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: Shodaqoh jariyah, anak sholeh yang memohon ampunan untuknya (ibu dan bapaknya) dan ilmu yang bermanfaat setelahnya.”

"Sudahkah Anda berbuat baik hari ini?"
Author

"Goblok"

"Bukan temen gue"

"Mati aja lo"

Berbagai macam umpatan keluar dari mulut Rafael, Naufal dan Daniel secara bersamaan.

"Kamu tuh ya Vin, ada-ada aja" kekeh Rina.

Aina masih setia menunduk. Ia masih sangat shock atas tragedi tadi. Melihat Rafael dan sahabatnya telanjang dada, ingin rasanya ia tenggelam di permukaan bumi.

"Oh iya, nama kamu siapa nak?" Tanya Rina seraya melihat penampilan Aina dari atas hingga bawah.

"Aina Tante"

"Cantik. Cocok untuk jadi mantu" ucap Rina.

Aina hanya tersenyum kepada Rina. Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang.

"Mama apa-apaan sih" tegur Rafael.

"Sok-sokan lo nggak mau. Padahal aslinya mau banget" cibir Daniel.

"Mama tau nggak, Aina cewek pertama loh yang buat Rafael jadi salting sampe mukanya merah banget" adu Naufal.

"Beneran?" Tanya Rina antusias.

Aina dan Rafael sama-sama pasrah apa yang akan terjadi berikutnya. Aina terduduk lemas ditempatnya seraya berdoa semoga ketiga sahabat Rafael tidak bisa berbicara sejenak.

Sedangkan Rafael, tubuhnya sudah lemah. Sudah dipastikan, ketiga sahabat kampretnya itu akan mempermalukan dirinya didepan mamanya sendiri.

"Iya ma. Waktu pertama kali Rafael melihat Aina aja, matanya sampe nggak bisa kedip masa" tambah Kevin dengan wajah seolah-olah tidak percaya.

Aina terkejut. Ia melirik Rafael sekilas. Benarkah yang dikatakan Kevin? Ataukah itu hanya sendau gurau saja?

"Terus-terus?" Rina semakin antusias mendengar aduan dari sahabat Rafael.

"Eh tunggu dulu" lanjut Rina saat melihat Daniel sudah ingin membuka suara.

"Bibi! Tolong buatin minuman 6 ya! Cemilannya sekaligus" teriak Rina menggema di seluruh sudut ruangan.

Aina dan yang lainnya sontak menutup telinga karena suara Rina yang sangat melengking.

"Iya bu" teriak bi Ani dari dapur.

"Ok, kalian duduk dulu, setelah itu lanjut cerita" ucap Rina memberi kode kepada semuanya terkecuali Aina untuk duduk.

"Terus, pas kita antar Aina pulang ke rumahnya, Rafael bilang ke Tante Ghina kalau dia bukan temennya Aina ma" beber Daniel dengan semangat 45.

Kening Rina berkerut tanda tidak mengerti
"Terus dia ngaku apa?

"Calon menantu" ucap Naufal, Daniel dan Kevin bersamaan.

Aina menunduk lalu memijat pangkal hidungnya. Ia menyesal datang terlalu cepat. Meskipun Rafael yang dipermalukan, tapi ia juga sangat malu kepada mamanya Rafael. Mau bilang apa nanti dia kalau misalnya ditanya-tanya?.

Rafael? Ia terus menatap sahabatnya itu dengan tatapan membunuh. Tapi yang ditatap, tidak peduli. Malah mereka semakin gencar untuk membicarakan aibnya.

AinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang