Part 14

529 43 10
                                    

Assalamualaikum para readers:)
Jangan lupa vote and komen ya😉


Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

"Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu".

Jangan lupa senyum hari ini:)

Sesampainya di parkiran, baru saja Rafael hendak membuka pintu mobil, ponselnya tiba-tiba berdering.

"Siapa Raf?" Tanya Naufal yang juga hendak masuk ke dalam mobil Rafael. Jika Rafael membawa mobil, pasti ketiga temannya ikut nebeng. Menghemat uang bensin dan tenaga katanya.

"Mama" jawab Rafael sembari menempelkan handphone di telinganya.

"Hallo ma"

"......."

"Ini baru mau pulang. Kenapa?"

"......."

"Oh iya ma, nanti Rafael mampir"

"......."

"Iya". Rafael kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya kemudian masuk ke dalam mobil.

"Apa kata Mama Raf?" Tanya Daniel. Mereka semua memang memanggil Rina dengan sebutan Mama.

"Disuruh mampir buat beli kembang gula katanya. Soalnya di rumah ada Tiara" jawab Rafael sembari menjalankan mobilnya. Tiara adalah sepupunya. Dia anak dari kakaknya yang bernama Silvi Aura Amalina. Rafael adalah anak kedua sekaligus anak bungsu.

"Waaah, seru tuh. Banyak makanan pasti" ujar Kevin dengan mata berbinar. Jika kak Aura datang, pasti dia membawakan sejumlah makanan yang lezat.

"Kalau makanan, cepet banget lo" ucap Naufal dengan melirik sinis melalui kaca spion.

"Iyalah. Siapa coba yang bisa menolak makanan. Apalagi kalau gratis. Beuuuuh mantab" ucap Kevin dengan sangat semangat.

"Seru nih kalah ada Tiara. Enak buat diusilin" ujar Daniel. Ia sudah tidak sabar untuk mengusili anak itu.

"Bener tuh. Siap-siap dah kita bikin dia nangis entar" sambung Rafael. Mereka memang sangat suka menjahili Tiara. Karena, Tiara sangat imut kalau lagi menangis.

"Hhhhhh, siap-siap juga dah lo digebukin sama kak Aura" ucap Naufal. Ia teringat saat mereka berempat berhasil menjahili Tiara hingga menangis. Saat Aura melihat anaknya menangis, ia langsung saja menyerang tanpa ampun kepada mereka. Sampai mereka babak belur karena digebukin oleh Aura.

"Nggak papa dah sekali-kali digebukin sama kak Aura. Kapan lagi coba kita bisa usilin Tiara" ucap Daniel. Karena, jarak rumah Rafael dengan rumah Aura terbilang jauh. Harus menempuh waktu sekitar 2 jam baru sampai.

Mereka bertiga manggut-manggut tanda setuju. Hingga, mobil Rafael berhenti di depan taman. Di sana terdapat penjual kembang gula yang sedang melayani sepasang kekasih. Mereka berempat pun turun dari mobil, lalu menghampiri penjual tersebut.

"Mang, kembang gulanya beli 5 ya" ucap Rafael ketika sepasang kekasih tersebut sudah pergi.

"Oh iya dek. Tunggu sebentar ya" ucap penjual tersebut.

Sembari menunggu, mereka melihat-lihat keadaan taman yang lumayan ramai. Hingga, mata mereka tertuju pada anak kecil dengan rambut panjang yang dikepang dua dengan muka yang cemberut. Kira-kira, umurnya sekitar 7 tahun. Dan, seorang anak laki-laki yang seumuran dengan anak perempuan tadi sedang membujuk. Mereka terus memperhatikan gerak-gerik kedua anak tersebut dan menajamkan pendengarannya dengan cara sedikit mendekat.

AinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang