Jeno povAku meremas kuat-kuat ponsel yang ku genggam. Devan sialan berani sekali pria itu mendekati istriku dan sialnya lagi achel terlihat biasa saja di foto itu. Tadi seseorang yang tidak ku kenal siapa mengirimi aku sebuah foto yang sukses membuatku menggeram marah didamam gambar itu terlihat Devan yang sedang mengelus pipi gadisku. Aku marah, ini alasan mengapa aku tidak mengizinkan Achel untuk pergi ke puncak waktu itu karena aku tahu pasti pria itu akan memanfaatkam keadaan. Sialan kau Devan ini pasti rencananya dia sengaja memancing amarahku tapi bagaimana pun aku juga kesal pada Achel dia tampak biasa saja bahkan dia menatap kearah Devan
" awas saja kau Devan. Akan ku balas nanti! "
Aku mencoba untuk menelfon Achel tapi nomor ponsel gadis itu tidak aktif apa sesusah itu mendapat sinyal disana?. Aku mendengus kesal ini hari spesial dan aku tidak merayakannya di tambah lagi aku mendapatkan foto yang sangat tidak menyenangkan.
Sudah 2 jam aku berdiam diri di dalam kamar tidak berniat untuk keluar kamar. Ini hari minggu hari liburku dan hari spesial tapi sepertinya aku tidak akan merayakan hari spesial ini mengingat bahwa istriku tidak ada bersamaku sekarang mungkin besok dia akan pulang
Lihat saja nanti ketika dia pulang akan ku hukum dia seharian dan akan ku buat dia tidak bisa berjalan seharian. Dia pikir aku tidak marah melihat dia sedekat itu dengan Devan
Rasanya aku ingin menyusul achel kesana. Hatiku sangat kalut dan pikiranku tidak karuan aku cemburu. Aku marah. Aku kesal. Kesal pada Devan dan juga kesal pada istriku itu.
Ceklek
Aku menoleh saat melihat pintu kamar terbuka menampakan sosok Jena. Dia berdiri menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan
" mau sampai kapan lo rebahan! " ujarnya dengan memincingkan matanya kearahku. Aku mengerjap kenapa lagi wanita ini baru datang langsung marah. Memangnya aku salah apa padanya
" ngapain lo kemari? " aku bertanya sembari bangkit dari tidurku. Jena tampak menarik nafas pelan sebelum menjawab
" mau bunuh lo! "
Aku terkekeh wanita yang sangat kasar dan datar. Aku mengabaikan ucapannya lalu aku beranjak pergi ke kamar mandi. Sebelum aku masuk kedalam wanita itu lebih dulu berucap
" gue tunggu lo dibawah... "
" ohiya!. Jangan lupa pakai pakain yang rapi okay " setelah berucap wanita itu keluar sambil membanting pintu secara kasar. Aku menarik alisku heran ada apa dengan wanita itu dan apa maksdunya tadi? Berpakaian rapi memangnya aku harus kemana
Hah sudahlah...
Ternyata wanita ini membawaku ke sebuah taman bermain aku pikir dia akan membawaku ke sebuah acara karena dia menyuruhku berpakaian rapi. Tadi aku sampai memakai kemeja putih dengan celana jeans hitam dan saat aku keliar wanita itu malah menertawakanku dan alhasil aku yang sekarang hanya memakai baju kaos berwarna hitam pekat di campur dengan celan jeans hitam
" ngapain lo bawa gue kesini? " aku bertanya pada Jena yang berdiri di sampingku. Jujur saja aku tidak terlalu suka mengunjungi tempat seperti ini apalagi bersama Jena huh percayalah sehabis dari sini tenagaku akan terkuras banyak begitu juga dengan dompetku.
Jena menatapku tajam " mau gali kuburan! " selalu saja begitu padahal aku bertanya secara baik-baik sekarang
" ya main wahana lah jeno " ujarnya lagi sambil menghentakan kakinya kesal
" gue nggak mau! " tolakku cepat. Aku tidak suka mengunjungi tempat yang ramai begini apalagi saat hari valantine sangat ramai. Jena mengerucutkan bibirnya kesal " ayolah Jeno hanya hari ini doang " rengeknya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Is My Husband (REVISI)
Teen Fiction[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kata-kata kasar. ⚠️ Hargai author dengan cara tekan follow sebelum membaca dan jangan lupa klik...