Devan yang menyebalkan
°
°
°
°
Selamat membacaSeperti yang mereka janjikan kemarin sore. Pulang sekolah mereka akan pergi ke toko kue milik Jena untuk membeli kue ulang tahun untuk Ibu Bima.
Achel duduk di sebuah kursi samping perpustakaan menunggu Lia mengembalikan buku yang di pinjamnya kemarin.
"Achelia." Achel menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya, itu Devan entah sejak kapan Devan berada di sana Achel mengulas senyum saat Devan sudah datang mengahampirinya. "Kenapa Pak?." Tanyanya Devan tidak menjawab dan langsung mengambil tempat untuk duduk di samping Achel.
"Kamu ngapain disini?." Devan bertanya sambil menatap Achel sekilas.
"Lagi nungguin Lia Pak." Balasnya Devan hanya mengangguk samar.
Hening sejenak tidak ada yang memulai percakapan Achel sibuk dengan pikirannya begitu juga dengan Devan. Sebenarnya tujuan Devan bukan datang ke perpustakaan hanya saja dirinya tidak sengaja melihat Achel yang duduk sendirian disini jadi mau tidak mau dia mengampirinya lagi pula dia juga ingin mencari kesempatan agar bisa dekat dengan murid yang dia sukai. Achel sesekali menghembuskan nafas pelan dia tidak nyaman jika berdua dengan Devan alasannya karena dia tidak mau terlalu dekat dengan gurunya ini selain menghindari Devan karena Jeno tidak menyukai Devan, Achel juga punya alasan tersendiri yaitu; takut-takut jika siswi lainnya melihat mereka selalu berdua seperti ini itu akan sangat bahaya dan Achel juga sengaja ingin menghindari Devan karena akhir-akhir ini pria itu makin menunjukan rasa sukanya pada Achel.
Devan memang belum pernah mengatakannya secara langsung namun Achel bisa menebak dari gerak-gerik Devan lagi pula pria itu juga sering mengirim pesan padanya.
"Achel." Panggil Devan pelan, Achel menoleh menatap Devan yang mengulas senyum kearahnya. "Kenapa Pak?." Tanyanya
"Saya suka sama kamu."
Deg
Apa Achel tidak salah dengar? Devan baru saja berterus terang padanya tentang perasannya pada Achel. Achel menggeleng cepat dia pasti salah dengar itu bukan Devan ini hanya mimpi, Achel meringis dalam hati ini adalah sebuah fakta ini nyata Devan menyukainya.
Achel menghembuskan nafas berat
"Maaf Pak?." Katanya berpura-pura tidak mendengar.
"Saya suka sama kamu Achelia. Dari awal kita bertemu saya sudah tertarik padamu kamu gadis yang menggemaskan dan berbeda dengan gadis lainnya..."
"Kamu berhasil membuat saya jatuh hati sama kamu." Ungkapnya jujur bukankah ini sangat cepat? Maksudnya devan terlalu cepat mengungkapkan perasaanya. Achel menggit bibir bawahnya apa yang harus Achel lakukan.
Apa Devan melupakan sebuah fakta bahwa Achel sudah menikah?.
"Maaf Pak. Seharusnya Pak Devan gak boleh menaruh perasaan pada saya, Achel udah nikah Pak dan Pak Devan tahu itu." Achel berkata dengan tenang
"Saya tahu itu. Tapi saya berhak jatuh cinta padamu dan saya juga tidak akan memaksa kamu membalas perasaan saya."
"Karena saya punya cara sendiri agar kamu jatuh ke dalam pelukan saya." Sambungnya dengan santai lalu Devan beranjak pergi meninggalkan Achel setelah mengatakan haL itu. Achel masih kaget dengan ucapan Devan barusan. Apa maksdunya 'punya cara tersendiri?' pikir Achel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Is My Husband (REVISI)
Fiksi Remaja[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kata-kata kasar. ⚠️ Hargai author dengan cara tekan follow sebelum membaca dan jangan lupa klik...