Bagian 10

12K 592 12
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak
Ramein di setiap paragrafnya
Jangan lupa follow!!

°selamat membaca°

"Jika seandainya kita memang tidak berjodoh pasti suatu saat nanti Allah akan kasih orang yang tepat buat kamu begitu juga dengan saya"
Jeno

Malam berganti pagi, matahari bersinar dengan sangat indah, dedaunan yang berjatuhan akibat tertimpa angin pagi dan kendaraan yang sudah berlalu-lalang.

Di sebuah rumah, susana kamar sangatlah hening tidak seperti biasanya yang selalu di isi dengan keributan namun kini tidak lagi. Achel yang sibuk dengan kegiatannya menyiapkan buku yang akan dibawa ke sekolah sedangkan Jeno dia masi setia di dalam kamar mandi entah apa yang dia lakukan di dalam sana.

Setelah menyiapkan buku-bukunya Achel langsung bergegas ke bawah, baru beberapa menit Achel keluar, suaminya itu baru saja keluar dari kamar mandi.

Jeno keluar dengan pakaian yang sudah rapi, kedua alisnya mengerut matanya fokus menyisiri semua sudut kamar. Achel tidak ada di kamar tumben sekali gadis itu cepat keluar kamar padahal biasanya dia akan keluar bersama  dengan Jeno. Tidak biasanya gadis itu bersikap seperti ini apa dia masih memikirkan soal kejadian semalam? jika itu benar, maka Jeno akan merasa bersalah pada gadis itu.

Dia meraih jas dan tas kerjanya lalu bergegas turun ke bawah.

Jeno menuruni semua anak tangga dengan tergesa-gesa kedua matanya ikut fokus memperhatikan sudut rumah, dia takut bahwa Achel sudah berangkat duluan dan dia takut menjadi suami yang sangat kejam membiarkan istrinya pergi sendirian, apa lagi sampai naik bus Jeno tidak mau itu terjadi. Kalau boleh jujur semalam dia memang sedikit kecewa pada Achel namun dia juga sampai tidak tega pada istri kecilnya jika dia menunjukan rasa kecewanya dan juga Jeno takut Achel semakin tidak nyaman padanya.

Sesampainya di bawah langkah Jeno tiba-tiba terhenti saat melihat gadis yang dia cari tengah fokus menata makanan dia atas meja, rambut yang dikuncir asal dan celemek yang terpasang di tubuh mungilnya membuat Achel terlihat sangat cantik.

Jeno mematung di tempatnya dia masi setia menatap Achel yang masih sibuk menata makanan disana, Jeno menatap istrinya dengan tatapan kagum pasalnya ini adalah kali pertama gadis itu memasak setelah sekian lama menikah dengan dia, bukan karena gadis itu malas hanya saja dia tidak pandai memasak.

"Kok tumben banget dia masak." Batin Jeno.

Achel yang sadar dengan keberadan suaminya tanpa ragu dia berjalan mendekat kearah Jeno yang masih setia berdiri di tempatnya.

"Mas" panggil Achel, Jeno tidak menjawab sehingga membuat gadis itu mengerutkan alisnya bingung.

"Mas" panggilnya lagi dengan nada yang cukup keras tangannya pun ikut menepuk lengan Jeno, lelaki itu tersadar dan mengerjap.

"Ehh..iya" balas Jeno sambil terkekeh.

"Mas kenapa sih?" Tanya Achel bingung, Jeno hanya menanggapi dengan gelengan kepala.

"Kamu lagi ngapain?" Tanyanya, padahal jelas-jelas dia sudah tau bahwa Achel sedang menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua.

"Ohh iya, saya lagi nyiapin sarapan tapi saya gak yakin soal rasanya." Ujar Achel sambil memeras rok sekolahnya dia merasa malu sekarang, Jeno terkekeh kemudian dia menarik lengan Achel menuju meja makan.

"Kan saya belum nyoba" ujar dia.

Sekarang keduanya sudah duduk di kursi masing-masing, Achel sedikit merasa gugup dia takut rasa masakan yang dia buat tidak sesuai yang dia bayangkan, namun Jeno sepertinya tidak merasa khawatir soal rasanya buktinya Jeno sangat bersemangat saat menyendok nasi goreng buatan Achel.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang