Jangan lupa tinggalkan jejek
Follow akun aku biar dapat notif^.^Happy reading, terima kasih karena sudah mau mampir.
°selamat membaca°
Malam ini tidak seperti malam yang biasanya, hujan turun begitu kencang seolah tau perasaan Achel saat ini. Jeno sedang di ruang kerja entah apa yang dia lakukan di dalam sana sedangkan Achel lebih memilih mengurung diri di dalam kamar malas rasanya bertemu dengan Jeno karena mengingat kejadian yang tadi siang mereka lakukan.
Baru saja dia ingin memejamkan mata, pintu kamar terbuka menampakan seorang lelaki yang terlihat begitu lesu akibat kelelahan bekerja, sejujurnya Achel sedikit khawatir namun dia masi kesal pada Jeno karena dia membentaknya tadi.
Jeno masuk ke dalam kamar mandi sekedar mencuci muka lalu keluar dan naik ke atas ranjang tanpa melihat Achel walau hanya sekilas "gak ada niatan minta maaf gitu?" Batin Achel kesal.
Jeno sudah memejamkan matanya sedari tadi tapi Achel tau bahwa dia belum sepenuhnya tertidur suaminya itu masi saja bergerak kesana-kemari seperti merasa tidak nyaman.
"Mas." Ujar Achel namun tidak ada jawaban yang dia dapatkan. Achel bingung sekaligus khawatir tidak biasanya Jeno begini tidak seperti malam sebelumnya.
"Mas" panggilanya lagi namun masih sama tidak ada juga jawaban dari Jeno "kamu kenapa?." Tanya Achel, dia bangkit dari tidurnya berniat untuk memeriksa keadan Jeno dan dia begitu terkejut saat merasakan tubuh Jeno yang terasa sangat panas serta berkeringat.
Jeno demam!.
"Astaga mas kamu demam!." Achel jadi gelagapan dia merubah posisinya sedikit lebih dekat dengan Jeno.
Jeno mengerjap pelan lalu mengeluh "Achel sakit." Lirihnya.
"Mana?, apa yang sakit?" Tanya Achel sembari mengecek tubuh suaminya. "Kepala aku sakit banget terus aku rasa dingin" lirihnya dengan tubuh yang bergetar.
Dengan cepat Achel mematikan pendingin ruangan dan menyelimuti Jeno dengan selimut.
"Mas tunggu disini ya saya mau ambil kompresan dulu." Ujarnya lalu turun dari atas kasur.
Dia berjalan dengan tergesa-gesa turun kebawah menuju dapur untuk mengambil air hangat serta handuk kecil digunakan untuk mengompres, setelah menemukan itu semua dia bergegas lagi masuk ke kamar, sesampainya di kamar dia langsung mengompres dahi Jeno sampai berkali-kali.
Bibir lelaki itu terus saja bergetar kedinginan nafasnya terasa panas suhu badannya juga tidak mau turun.
"Kamu udah makan?" Tanya Achel, lelaki itu menggeleng memang benar tadi dia tidak sempat makan karena saat pertengkaran yang mereka lakukan siang tadi Jeno lebih memilih untuk berdiam diri di ruang kerjanya.
"Belum." Achel menghembuskan nafasnya pelan pantas saja suaminya ini demam sudah kelelahan bekerja lalu dia lupa untuk makan.
"Saya buatin bubur dulu yaa" ucapnya lalu beranjak dari tempat duduknya baru saja ingin pergi Jeno menahan pergelangan tangannya, Achel menoleh dengan tatapan bingung. "Emang kamu gak takut sendirian di dapur." Astaga kenapa dengan lelaki ini? Padahal Achel sudah berusaha menjauhkan rasa takutnya tadi lantas kenapa lelaki ini mengingatkan nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Is My Husband (REVISI)
Teen Fiction[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kata-kata kasar. ⚠️ Hargai author dengan cara tekan follow sebelum membaca dan jangan lupa klik...