Berada di dalam ruangan yang sama membuat Devan dan Jena saling curi-curi pandang. Sebenarnya Jena bingung dengan kebaradaan Devan di ruangan Jeno. Wanita itu sangat terkejut dengan kedatangan Devan di ruangan Jeno sebab yang ia tahu lelaki itu tidak pernah memiliki hubungan apapun dengan sepupunya itu. Jena juga jadi merasa heran sebab kehadiran Lia dan Bima yang jarang sekali ia temui. Kalau Lia sudah bisa Jena pastikan pasti itu sahabata Achel tapi bagaimana dengan Bima dan Devan?.
Devan menatap Jena yang berdiri di samping Achel dengan tatapan dalam ingin rasanya Devan mengajak wanita itu untuk mengobrol memperbaiki segala kesalah pahaman yang terjadi antara mereka berdua serta dirinya juga ingin meminta maaf pada wanita itu. Tapi, jika melihat sikap Jena terhadap dirinya Jena pasti tidak mau mengobrol dengannya bahkan mungkin saja Jena sudah membencu dirinya. Dulu saat masih bersama Jena wanita itu selalu suka berada di dekat Devan, suka jika Devan menatap dirinya dalam Jena juga suka melihat senyuman Devan tapi sekarang melihat wajah Devan saja Jena sudah sangat muak dan benci.
Memang benar yang pernah Jena katakan dulu bahwa lelaki ini akan menyesal karena sudah meninggalkan Jena begitu saja. Sejujurnya di antara keduanya belum ada kata putus yang keluar dari mulut mereka baik Devan maupun Jena tidak pernah mengatakan hal itu. Tapi jika melihat kondisinya sekarang di tambah lagi Devan menghilang begitu saja hingga bertahun-tahun lamanya tanpa kabar sepertinya itu sudah bisa di katakan bahwa hubungan mereka sudah lama kandas.
"Kak Jena aku titip mas Jeno dulu yah." Kata Achel wanita itu menoleh dan mengangguk kecil Jena akan siap sedia menemani sepupunya ini. Karena sejak kecil Jeno sudah menjaga dirinya dan menyayangi dirinya seperti adik kandung sendiri.
"Kamu mau kemana?" Tanya Jena.
"Aku mau ke rumah dulu. Mau ganti baju sama kabarin buk Nara kalau mas Jeno masuk rumah sakit." Ujarnya. Buk Nara pasti sangat cemas pada mereka berdua sebab sejak siang sampe saat ini mereka belum pernah pulang bagaimanapun juga Buk Nara orang kepercayaan kedua orang tuanya apalagi oma.
"Gue antar ya Chel." Kata Lia. Achel menggeleng kecil ia mau pulang sendiri ia juga tidak mau merepotan Lia lagi begitu juga dengan Bima. "Gak usah Li gue pulang sendiri aja. Mendingan lo sama Bima pulang aja kasian kalian juga pasti lelah." Tolak Achel lembut. Lia hanya diam yang Achel katakan ada benarnya juga sebab sejak tadi kepalanya terasa sangat pusing apalagi Bima pasti lelaki itu sangat lelah tadi habis bertengkar dengan anak buah Riko. Berbicara tentang lelaki brengsek itu dan juga adiknya mereka berdua berhasil kabur tapi pihak kepolisian masih tetap mencari keberadaan mereka.
"Yaudah gue sama Bima pulang yah." Kata Lia.
"Achel gue pulang ya." Ujar Bima lagi. Achel hanya mengangguk kecil lalu mereka berdua keluar dari dalam ruangan.
"Pak Devan juga boleh pulang disini udah ada kak Jena yang akan temani suami aku. Makasih juga karena sudah nolongin aku dan mas Jeno dan pak Devan udah mau donorin darah bapak buat dia." Kata Achel. Di tempatnya Jena menatap tidak percaya pada lelaki itu benarkah yang ia dengar tadi dari mulut Achel?. Devan mendonorkan darahnya untuk Jeno tapi kenapa?. Jena benar-benar bingung dengan semua ini apakah Achel dan Jeno sedekat itu dengan Devan.
"Tidak. Saya akan menemani kakak kamu di sini." Tolak Devan. Jena melebarkan matanya menatap lelaki itu tidak percaya Jena yakin itu semua hanya alibinya saja agar Devan bisa mengobrol dengannya.
"Tapikan pak Devan pasti sangat capek." Ujar Achel menatap lelaki itu. Devan menggeleng tegas ia tidak akan merasa capek jika di ruangan ini ada Jena lelaki itu rela tidak beristirahat hanya demi meminta maaf pada Jena. "Lebih baik kamu pulang saja biar saya yany temani kakak kamu menjaga Jeno." Ucap Devan penuh keyakinan Achel pasrah dan mengangguk kecil.
"Baiklah. Kak Jena aku akan kembali secepatnya. Kak Jena juga gak usah khawatir pak Devan baik kok." Kata Achel. Devan meringis gadis ini sangat baik padanya dan dia? Begitu banyak perilaku jahat yang ia lakukan pada Achel dan juga Jeno. "Jangan lama yah." Kata Jena menatap Achel memohon gadis itu mengangguk kecil lalu keluar dari dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Is My Husband (REVISI)
Fiksi Remaja[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kata-kata kasar. ⚠️ Hargai author dengan cara tekan follow sebelum membaca dan jangan lupa klik...