Bagian 4

13.2K 730 27
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak!!!
Ramein di setiap paragrafnya!!

°selamat membaca°

Hari ini adalah hari bahagia. Hari yang di tunggu-tunggu oleh semua keluarga terkecuali Achel. Semua keluarga sedang sibuk menata lantai bawah yang akan digunakan untuk acara pernikahan Achel dan juga Jeno.

Ada yang sedang mendekor bunga-bunga, ada yang sibuk mengurus catringan, dan para pelayan yang sibuk kesana-kemari, sesekali menegur jika ada yang tidak sesuai dengan posisi.

Di sebuah kamar, seorang gadis bergaun putih justru menggembungkan pipinya dengan raut kesal. Sudah terhitung beberapa jam dia didalam kamar di rias oleh tukang rias, si perias sesekali merasa kesal pada gadis tersebut pasalnya setiap wajahnya akan di sentuh make up dia justru melunturkannya dengan air matanya. Apakah gadis ini sangat sedih? Tentunya sangat sedih hari ini dia akan menikah dengan pria yang dia tidak cintai.

Pintu kamar terbuka itu Yuni, dia berjalan menghampiri anak semata wayangnya yang menatapnya sendu, dia peluk gadis tersebut dengan erat sambil mengelus pucuk kepala gadis itu.

"Anak mama gak boleh cengeng, mama juga ikut sedih nak." Ucap Yuni dengan sendu sambil melepaskan pelukan dan mengusap air mata putri nya.

"Maa, Achel gak siap nikah, Achel gak mau jauh-jauh sama mama dan juga papa." Bibir Achel bergetar dengan air mata yang juga ikut menetas, gadis itu memang belum siap untuk menikah di usianya yang masih sangat remaja di tambah lagi menikah karena perjodohan yang tidak dilandaskan oleh cinta.

"Sayang mama lakuin ini demi kebaikan kamu, ini juga kemauan oma." Yuni berujar dia juga sebenarnya belum mau menjodohkan anaknya itu, tetapi apa boleh buat mertuanya itu menginginkan ini.

"Ma aku takut kalau pernikahan ini gagal, aku gak mau jadi janda ma." Ujar Achel dia jadi membayangkan bagaimana jadinya dia ketika jadi janda nanti.

"Jangan ngomong kayak gitu sayang gak baik. Jeno itu anak baik gak mungkin ninggalin kamu." Achel hanya diam dia pasrah dengan semua ini.

Sedangkan dia lantai bawah sudah cukup ramai dengan kedatangan para tamu dan juga keluarga, pernikahan ini tidak terlalu ramai karena hanya kerabat dekat saja yang di undang.

Sang mempelai laki-laki tiba dirumah mempelai wanita, Jeno sangat tampan dengan balutan tuxudo berwarna hitam pekat dengan tatanan rambut yang sangat rapi lelaki ini sangat tampan.

Dilangkahkan kakinya masuk kedalam rumah mempelai wanita, dia di dampingi oleh seorang wanita paruh baya yang sibuk menggandeng. Dia adalah oma dari Achel dan juga Jeno yang sedari tadi mengurus cucu kesayangannya itu. Karena ini adalah hari bahagia baginya bagaimana tidak? Perjodohan ini adalah keinginannya.

Para keluarga dan juga tamu menyambut kedatangan mempelai laki-laki dengan sangat bahagia, sesekali ada yang memotret Jeno dengan diam-diam karena terpikat oleh ketampanannya.

Sekarang yang di tunggu-tunggu adalah waktunya untuk mengucapkan janji suci yang selalu di lakukan oleh kedua insan yang akan menikah, mengucapkan janji suci adalah hal yang paling dinanti-nantikan oleh semua orang dimana seorang pria akan bersedia menghalalkan seorang perempuan yang dia pilih sebagia istrinya.

Achel menuruni anak tangga satu persatu dia terlihat sangat anggun dengan gaun cantik yang menutupi seluruh tubuhnya terpasang dengan sangat indah disana, di tambah lagi dengan polesan make up yang natural membawa kesan indah saat orang memandang.

Sesampainya dibawah gadis itu terlihat enggan untuk mengangkat wajahnya mungkin karena malu atau karena sedih.

Gadis tersebut duduk di samping Jeno yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan kagum pasalnya gadis ini sangat cantik saat memakai gaun pengantin.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang