Bagian 22

6.7K 433 18
                                    

Takut kehilangan
°
°
°
°
Selamat membaca



Jeno menatap pintu di hadapannya ragu. Jika bukan Jena memaksanya untuk pulang mungkin dia tidak berada di sini sekarang dan jika dia tidak memikirkan keadaan Achel mungkin dia tidak akan pulang. Sambil menghela nafas, dia mengetuk pintu dihapannya itu pelan. tidak ada yang menjawab apa Achel tidak ada dirumah?, fikirnya.

Jantungnya berdebar saat membuka pintu, Pintu tidak terkunci lampu juga tidak menyala. Jeno tampak gelisah dan khawatir dia takut terjadi sesuatu pada Achel bagaimana pun Achel masi tanggung jawabnya.

Jeno mulai berjalan menuju saklar sambil meraba-raba berharap tidak ada benda yang akan dia tabrak. pikirannya tidak karuan bagaiamana jika terjadi sesuatu pada Achel ini sudah jam 10 malam tidak mungkin gadis itu keluar sampai selarut ini atau bagaimana jika dia pulang kerumah orang tuanya? Ohh Tuhan habislah Jeno.

Ceklek

"Happy birthday to you...."

"Happy birthday to you...."

"Happy birthday..happy birthday.."

"Happy birthday my perfect husband "

Jeno bungkam air matanya lolos begitu saja. Matanya berbinar menatap Achel yang berdiri di depan pintu dapur sambil memegang kue yang di hiasi lilin berwarna ungu serta angka 29 di atasnya. Gadis itu berjalan dengan senyuman yang terukir di wajahnya sambil membawa kue ulang tahun untuk Jeno.

Di tatapnya pria itu lekat-lekat sambil tersenyum tulus namun lain halnya dengan Jeno dia sudah menengis karena terharu dan bahagia mendapatkan gadisnya baik-baik saja dan memberikan kejutan padanya seperti sekarang

"Mas Jeno, ini lilinnya gak mau di tiup?." Jeno mengerjap sambil menyeka air matanya saat mendengar suara lembut Achel. Di hembuskan nafasnya pelan lalu menggeser posisinya menghadap Achel, jantungnya berdetak saat menatap kedua bola mata yang setia menatap dirinya dengan tulus dan teduh. Jeno sangat rindu tatapan itu.

"Baca doa dulu mas." Peringatnya sebelum Jeno meniup lilinnya. Jeno mengangguk lalu menutup matanya untuk memenjatkan doa kemudian meniup lilin tersebut sambil tersenyum.

"Sekali lagi happy birthday my perfect husband. I love you." Ucap Achel lagi lalu mengecup kedua pipi Jeno dan terakhir di bibir. Jeno diam ingin rasanya dia menangis dia tidak menyangka bahwa gadis ini mengingat hari ulang tahunnya.

Dirinya saja lupa

Tunggu jangan bilang kejadian tadi siang hanyalah sandiwara Achel saja? Pikirnya.

"Jadi kamu kerjain mas yaa?." Tanyanya. Achel mengangguk sambil terkekeh Jeno bernafas lega untunglah itu semua tidak nyata.

"Maaf mas. Aku kerjain kamu kelewatan hehehe." Ucapnya meminta maaf.

"Kamu bikin mas khawatir tau gak, aku fikir kamu beneran selingkuhin aku. Kamu harus mas hukum karena udah buat mas marah." Kerlingnya. Achel membelalak kaget kenapa suaminya ini sangat kejam sekali niatnya kan hanya ingin memberikan kejutan kenapa harus di beri hukuman.

"Mas jangan gitu dong. Ini kan kejutan jadi yaa aku harus buat kamu marah gimana sih, lagi pula untuk apa Achel berselingkuh dari pria yang sangat sempurna seperti kamu." Ucapnya sambil mengusap pipi Jeno lembut.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang