Extra part

10.5K 308 32
                                    

Hay semuanya apakah masih ada yang simpan cerita ini ke perpustakaan kalian?.
Apakah masih ada yang nunggu bonus chapter?.

Bagaimana kabar kalian? Ada yang udah vaksin gak?. Semoga Bumi cepat membaik yaa biar kita kembali melakukan aktivitas seperti biasa terutama buat anak-anak sekolahan pasti kangen banget sama sekolah:(.

Okey mari kita ke cerita selanjutnya......

Matahari hari ini sangatlah terik sinarnya yang terlalu panas bisa membuat kulit akan terbakar. Tapi, ada satu gadis yang sama sekali tidak merasakan hal itu dia Achel, gadis itu sangatlah enteng berdiri di depan halaman rumahnya sembari bermain dengan Moly si kucing orange kesayangannya.

Bukan tanpa alasan Achel mau berdiam diri disana hanya saja ini semua keinginan Bayi di dalam perutnya yang semakin hari terlihat semakin membesar. Di teras rumah ada Jeno yang sedang mengaduk susu hamil untuk istri kecilnya akhir-akhir ini Jeno sangatlah posesif pada istrinya apalagi melihat Achel dengan perut yang membuncit begitu Jeno sendiri saja heran kenapa perut Achel sebesar itu padahal usia kandungannya baru memasuki 4 bulan.

Mengenai kehamilan Achel yang semakin membesar mengharuskan Achel untuk berhenti sekolah, sebenarnya dia sendiri sangatlah sedih apalagi harus berpisah dengan sahabatnya dan berbohong jika dia akan sekolah di luar negeri. Tapi semua itu sudah dia ikhlaskan karena mengingat dia sudah menikah dan ini keharusannya.

"Sayang sini, minum susu dulu." Panggil Jeno gadis itu menoleh dan berusaha bangkit walau sedikit susah Moly masih berada di gendongannya. "Hati-hati." Kata Jeno saat Achel mulai mendekat kearahnya tangan Jeno terulur meraih tangan kecil Achel.

"Huff, kok susah banget gerak ya mas. Padahal aku baru masuk empat bulan." Ujar Achel sembari menghapus keringan di dahinya. "Aku juga sering capek." Tambahnya lagi.

Jeno mengusap lembut rambut istrinya lalu dia memberikan segelas susu hamil pada Achel. Satu gelas susu bisa Achel habiskan dalam sekejap dia mengusap sudut bibirnya menghapus jejak susu yang ada disana. "Masuk kedalam saja ya, kamu harus istirahat." Ucap Jeno menatap lekat gadis itu Achel mengangguk dia sendiri juga sangatlah lelah dia butuh kasur.

"Gendong." Achel berucap lucu dan hal itu membuat Jeno semakin gemas melihat istri mungilnya itu di tambah lagi pipinya semakin membengkak dan perutnya yang membesar begitu. Jeno mencubit hidung Achel sekilas lalu meninggalkan satu kecupan di bibir gadis itu.

"Manja ya sekarang." Kata Jeno tapi dia tetap menuruti kemauan istrinya itu karena dia tahu bahwa Achel sangatlah lelah apalagi sekarang beban tubuhnya semakin bertambah.

Achel tertawa saat Jeno menggendongnya masuk kedalam rumah gadis itu sangat suka sekali melihat wajah suaminya yang menahan berat badannya. Di dapur Buk Nara tersenyum wanita tua itu juga sangat senang melihat kedua pasangan yang selalu saja mesra itu.

"Mas kita di lihat sama Buk Nara tuh." Kata Achel menunjuk kearah dapur Jeno menoleh dan dia tersenyum kearah wanita itu. "Buk lihat nih dirumah sekarang ada bayi koala yang lagi bunting." Kata Jeno dengan kekehan pelan sedangkan Achel yang berada di gendongannya merasa sangat malu pada wanita itu bisa-bisanya Jeno mengumbar kemesraan di depan Buk Ina.

"Wah den, Achel jadi malu itu."

"Biasa Buk malu-malu kucing." Achel memukul lengan lelaki itu, "nahkan baru juga di bilang." Tambah Jeno dengan terkekeh dia sangat suka sekali mengerjai Ibu hamil ini.

"Sudah sana bawa masuk gak capek apa di gendong begitu."

"Demi dia saya rela Buk. Gendong sampai ke monas pun saya sanggup."

"Ohya?." Tanya Achel menatap wajah lelaki itu serius.

"Iya tapi kalau sekarang gak bisa."

"Kalau keliling rumah bisa?." Jeno melotot jangan sampai istrinya itu menyuruhnya menggendong keliling rumah bisa pegal pinggangnya.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang