Bagian 9

10.1K 578 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak
Ramein di setiap paragrafnya

°selamat membaca°

"Aku takut jika aku sudah terlalu mencintaiumu sedangkan kamu tidak mencintai ku"

Jeno

Achel pov

Aku terbangun dari tidurku karena perutku yang terasa lapar, karena sejak pulang sekolah aku belum mengisi perutku, ini juga salahku karena tadi aku menolak ajakan mas Jeno untuk makan di cafe. Seragam yang aku pakai juga belum di ganti padahal biasanya ibu yang menggantikan nya tapi sekarang tidak lagi, tidak mungkin juga kalau mas Jeno yang menggantikannya.

Aku melirik Jeno yang sedang tertidur di sampingku kalau di fikir-fikir mas Jeno tampan sekali jika sedang tidur sepulas ini wajahnya sangat damai.

Peetengkaran yang kami lakukan tadi siang membuat aku merasa bersalah sebab sudah marah-marah pada suamiku.

Aku memberanikan diri untuk menyentuh wajahnya, sejujurnya aku sedikit takut melakukannya, kini tanganku sudah berada di wajahnya dia tidak terusik sama sekali aku mengelus lembut wajah damainya sungguh ini keindahan yang sederhana.

Aku tidak tahu mengapa saat aku melihat dia sedang tertidur itu membuat semua beban pikiranku tiba-tiba hilang apakah aku sudah mencintainya?. Tidak! itu tidak mungkin!.

"Segitunya liat muka saya" aku langsung terkejut dan menepis tanganku di wajahnya dengan refleks saat dia bersuara, malu itu yang kurasakan ternyata sedari tadi Jeno tidak tidur, kurangajar memang.

Aku memalingkan wajahku dari hadapannya sungguh aku sangat malu wajahku tiba-tiba terasa panas.

"Malu? Kenapa harus malu kamu bebas kok mau ngapain wajah saya kan ini milik kamu juga" kerlingnya aku menghembuskan nafasku kasar sungguh lelaki ini sangat menyebalkan.

"Ohh gitu yah? Kalau wajahnya saya sayat boleh gak?" Ucapku dengan nada horor yang ku buat-buat, dia memberikan tatapan datar kearahku aku tau pasti dia kesal padaku.

"Sadis banget sama suami" ujarnya manja, apa yang barusan dia katakan? nada bicaranya membuatku sedikit geli dia berbicara seperti anak yang masi berumur sepuluh tahun.

"Emang situ suami saya?" Tanyaku, oke biarkan aku mengerjai lelaki yang jauh lebih tua dariku, dia menatapku dengan tatapan horor sepertinya aku berhasil membuatnya kesal.

"Ohooo iyadong saya suami dari Achelia Amalia Anggarini" ucapnya tidak mau kalah.

"Alay banget "cibirku, padahal rencanaku ingin membuatnya kesal tapi sekarang aku yang kesal dibuatnya sial.

"Maaf untuk yang tadi," Jeno berujar, aku menatap dia lama sejujurnya ini bukan salah dia tapi salahku, aku yang terlalu kekanakan.

Dia beranjak dari temapat tidur lalu masuk ke dalam kamar mandi entah apa yang akan dia lakukan di dalam sana sedangkan aku masi setia berbaring di atas kasur. Lima menit di dalam kamar mandi, mas Jeno pun keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya aku langsung menutup kedua mataku tidak berniat melihat sesuatu yang tidak ingin aku lihat.

"Mas bisa gak sih make baju di kamar mandi!" Ucapku dengan sangat kesal dia terkekeh kecil lalu detik berikutnya dia kembali masuk ke dalam kamar mandi, aku membuka mataku bernafas lega.

"Dasar pria tua!" umpatku kesal.

Aku beranjak dari atas kasur menuju meja rias. Aku menatap diriku di pantulan cermin aku masih tidak  menyangka sekarang aku sudah menikah di usia yang masi sangat muda, aku diam termenung menatap diriku kenapa harus secepat ini?. 

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang