Bagian 1

50.7K 1.9K 90
                                    

Hay selamat datang di cerita pertama aku.
Untuk kalian semua yang belum follow silahkan di follow yahh^.^.
Untuk kalian semua para pembaca selamat datang😍🥰🥰

°selamat membaca°


Bagaimana jadinya saat kau menikah di saat kau masih berumur 17 tahun, menikah bukan karena kau salah memilih pergaulan tetapi menikah karena perjodohan. Dan yang paling sialnya lagi kau menikah dengan sepupu sendiri yang kau anggap seperti paman.

Dia adalah sepupuku, ayahnya dan ayahku bersaudara kebanyakan orang akan memanggil kakak tetapi berbeda denganku, aku lebih memilih memanggil paman karena dia lebih tua dariku, di panggil kakak juga tidak pantas.

Seperti yang aku alami sekarang bagaimana bisa aku menikah dengan pamanku sendiri ayolah ini bukan jamannya siti nurbayah.

Ayahku dan ibuku menjodohkan ku dengan pamanku dengan alasan mereka tidak mau aku jatuh ke tangan orang lain.

Tidak mau aku jauh-jauh dari mereka, tidak ingin aku tinggal selain di kota ini, ayolah jika aku menikah nanti aku akan tetap mengikuti suamiku bukan? Terkadang aku bingung kepada ayah dan ibuku bisa-bisanya mereka menikahkan ku dengan pamanku sendiri. Di tambah lagi omaku juga ikut mendukung perjodohan ini, astaga bagaimana bisa dia ingin menikahkan cucu dengan cucunya sendiri apakah keluargaku ini sudah gila atau bagaimana.

Aku akui pamanku ini sangatlah tampan, tampan sekali. Ketampanannya bagaikan di pahat bentuk wajah yang menawan, alis yang tebal, mata coklat, gigi kelinci, hidung yang mancung di tambah lagi badan yang yahh begitulah bisa dikatakan sangat sempurna. Tapi tetap saja, aku tidak mau menikah dengannya di tambah lagi umurnya sudah menginjak dua puluh tujuh tahun.

Astagaa aku tidak mau, rasanya aku ingin menghilang dari hadapan mereka berempat.

Aku diam tidak bersuara semenjak ayah dan oma memutuskan ingin menjodohkan ku dengan si pria tua ini, aishh dan yang paling parahnya lagi si pria tua itu tidak menolak seakan-akan dia juga mendukung keputusan ini. Ingin rasanya aku menjitak kepalanya bagaimana bisa dia ingin menikahi sepupunya sendiri gila sungguh pria tua ini sangat gila.

Aku memberikan tatapan tajam kepadanya tetapi dia hanya meberikan senyuman kearahku, aku tahu itu adalah senyuman menghina!, demi apapun aku sangat muak melihat pria tua ini untung saja dia tampan jika tidak sudahku lempar makanan yang ada dihadapanku ke wajahnya.

"Jadi gimana? Kalian berdua setuju kan dengan perjodohan ini?". Tanya oma memecahkan keheningan yang terjadi sedari tadi.

Aku mengepalkan tanganku dan berusaha untuk menetralkan pikiranku sungguh aku tidak suka situasi seperti ini.

Aku mengira oma dan juga pamanku datang kesini ingin berkunjung pada ayah dan ibu ternyata ingin menjodohkanku! gila sangat gila.

"Setuju". Ucap ayah dan juga pamanku secara bersamaan, aku hanya bisa pasrah dengan semua ini jika menolak juga tidak ada gunanya itu hanya membuat mulut dan juga tubuhku serasa mati.

Apakah ini sudah menjadi takdirku? Di usiaku yang masi sangat muda sudah menikah dan menikah dengan pamanku sendiri, maksutku sepupuku sendiri rasanya aku ingin memaki diriku yang malang ini.

***


Sekarang aku berada di dalam mobil si pria tua ini, tadi ibuku menyuruhku untuk jalan-jalan dengannya katanya agar kami berdua saling akrab dan mengenal satu sama lain karena aku belum pernah bertemu dengannya terakhir saat aku masi berumur sembilan bulan berarti aku masi bayi bukan?.

Sedari tadi aku hanya diam duduk sambil memandang keluar jendela aku rasa sebentar lagi akan turun hujan.

"Sekarang kamu sudah gede yah dan tambah cantik" puji si pria tua ini, aku hanya memandangnya sekilas jujur aku sangat muak melihat wajahnya rasanya ingin ku sayat menggunakan kater.

"Padahal dulu kamu masih saya gendong, cium bahkan meng-" Ucapannya terputus olehku.

"Udah stop gak usah dilanjutin!" Ucapku sambil memberikan tatapan tajam dia hanya diam sambil mengelus dadanya, mungkin kali ini dia harus bersabar menghadapi sikapku dan seterusnya akan begitu dan lihat saja nanti aku tidak akan pernah diam dan aku akan selalu menggangunya. Membuat dia kesal dan memutuskan untuk tidak menikah denganku.

Ibuku bilang waktu aku masi berumur sembilan bulan si pria tua ini selalu mengurusku. menggendongku, menciumku dan menggantikan popok ku. Jika saja aku tau mungkin dulu aku sudah menampar dan menggigit wajahnya karena kesal dengan kenyataan ini dan sekarang aku akan menikah dengannya, astaga aku masi tidak percaya ini!.

Mobil berhenti di sebuah taman si pria tua ini memutuskan untuk pergi ketaman katanya sih biar lebih nyaman dan disini juga tenang tapi apa peduliku?.

Aku duduk di bangku taman sambil memandangi bintang-bintang padahal tadi cuacanya sangat mendung aku fikir akan turun hujan ternyata tidak, padahal aku sangat berharap hujan turun agar aku bisa pulang kerumah tidur berusaha untuk melupakan kejadian yang sangat menyebalkan ini!.

"Om kenapa sih nerima perjodohan ini haa? Emangnya om gak laku yah, gak punya pacar emang?." Aku membuka percakapan jujur aku sangat muak dengan semua ini.

"Saya masih muda, jangan manggil saya om saya kakak kamu. Dan saya nerima perjodohan ini karena gak bisa nolak kemauan oma." Ucapnya dengan dingin, sudah aku duga pasti ini kemauan oma, sungguh aku merasa oma sudah gila kenapa harus denganku coba kan masi banyak keluarga yang lain.

"Om saya masih muda, masih sekolah. Emang om mau liat saya udah jadi mama muda?." Ucapku sambil memandang kearahnya dia tertawa apa yang lucu coba?.

"Hey dengar, emang saya pernah bilang kalau kamu bakal berhenti sekolah? Ayah sama ibu kamu juga pernah bilang gitu gak?, gak kan. Tenang aja kamu tetap lanjutin sekolah kamu bahkan sampai kuliah, saya yang akan membiayai kuliah kamu nanti dan satu lagi jangan manggil saya om. Saya bukan paman kamu saya kakak sepupu kamu!." Ucapnya panjang lebar.

Aku tahu niatnya baik dan tidak ingin merenggut kebahagianku, tapi tetap saja aku tidak mau menikah secepat ini aku masi ingin bebas dengan teman-temanku, menikmati masa mudaku dengan temanku. Bukan dengan suami nantinya dan satu lagi aku tidak akan pernah memanggilnya kakak aku akan tetap memanggil paman.

"Udah gak usah di pikirin mending kita pulang." Ujarnya sambil menarik tanganku menuju mobil, aku tidak menolak karena aku juga sudah sangat lelah dan mengantuk.

Sesampainya dirumah aku langsung naik ke lantai atas menuju kamar. Sedangan si pria tua itu masi mengobrol dengan ayahku di ruang tamu. Samar-samar aku mendengar percakapan mereka siapa tahu saja lelaki tua itu bicara yang tidak-tidak pada ayah.

"Gimana sikap Achel ke kamu gak kasar kan?" Tanya ayah, aku masih menguping karena aku takut jika lelaki tua itu akan mengadu pada ayah.

"Gak kasar kok om, Achel anaknya baik." Hah itu sebuah kebohongan jelas-jelas tadi aku membentaknya, tapi syukurlah dia tidak mengadu pada ayah.

Aku Achelia Amalia Anggarini atau biasa yang di sapa Achel, dan lelaki yang aku sebut lelaki tua itu adalah Jeno Pratama Adijaya anak tunggal saudara ayahku. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia masih berumur sepuluh tahun aku tidak tahu pasti penyebab kematian orang tuanya yang hanya aku tau mereka kecelakaan waktu perjalan ke Bandung.

-¤-

Jangan lupa tinggalin jejak yah gayss makasih semuanya.

Maaf kalau ada typo, jangan sungkan untuk mengoreksi jika ada typo nyah yahh^.^.

Pasti kalian kaget dengan judulnya yanh sangat membangongkan itu. Jeno dan Achel itu sepupu yahh cuman si Achelnya serinh panggil om jadi judulnya begitu^.^

Jangan lupa untuk follow akun aku biar kalian dapat notif^.^.

Kalau mau liat spoilernya cerita ini boleh follow akun ig aku; hayanaaa21_

See yaaa😻😻

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang