Bagian 5

13.3K 714 4
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak!!
Ramein di setiap paragrafnya!!

°selamat membaca°


Malam telah berganti pagi, matahari bersinar sangat indah, dedaunan berjatuhan ditambah lagi hembusan angin yang menyejukkan. Gadis cantik yang tertidur pulas tiba-tiba terbangun saat merasakan sinar matahari mengenai wajah cantiknya, dibukanya mata itu dengan pelan lalu bangun untuk merenggakan otot-otot tubuhnya.
Diliriknya jam dinding yang terpajang rapi di dalam kamar, jam sudah menunjukan angka sembilan dia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk mandi.

Sedangkan lelaki yang sudah menjadi suaminya itu tengah sibuk di dapur untuk membuatkan sarapan pagi untuknya dan tentunya untuk istri kecilnya, Jeno sudah mengetahui bahwa gadisnya tidak pandai dalam memasak.

Jeno sibuk memotong-motong sayuran, mengupas bawang, lalu menumisnya dengan bahan-bahan yang lain. Pagi ini Jeno berniat ingin memasak sup dan juga tumis-menumis entahlah dia ingin menumis apa, bau harum masakan tercium di seluruh ruangan sehingga membuat gadis cantik yang sudah selesai mandi bergegas untuk turun ke bawah.

Gadis itu berjalan menuju dapur saat keluar dari kamar tadi, dia mencium bau harum makanan dan itu membuat perutnya terasa sangat lapar dengan cepat dia menuju dapur. Sesampainya didapur dia melihat Jeno yang sedang sibuk mengaduk-ngaduk makanan yang masi berada di atas kompor.

Sejenak gadis itu merasa kagum pada Jeno pasalnya dia sangat handal dalam urusan masak-memasak sedangkan gadis ini memasak air saja dia tidak tau yang ada pancinya akan gosong.

"Eh udah bangun." Jeno menoleh dan berujar saat menyadari keberadaan gadis yang sedari tadi menatapnya. Achel hanya mengangguk dan berjalan kearah dia.

"Masak apa mas?" Tanyanya, lelaki itu menoleh sejenak lalu kembali fokus pada masakannya.

"Saya masak sup ayam sama buncis tumis." ucapnya, gadis itu hanya mengangguk saja.

"Kamu suka? Atau mau saya masakin yang lain?." Jeno bertanya lagi.

Achel terdiam sejenak lelaki ini sangat baik, baik sekali.

"Itu aja udah cukup." Katanya dan Jeno mengangguk.

Beberapa menit berikutnya masakanpun sudah matang, lelaki itu dengan lihai menaruh sup kedalam mangkuk menatanya dengan sangat rapi lalu menaruhnya ke atas meja.

"Ayo sini duduk." Panggilnya, Achel yang masi setia berdiri di tempat menurut lalu beranjak duduk tepat di hadapan lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.

Tidak ada yang memulai percakapan keduanya tengah fokus pada makanan masing-masing mungkin mereka ingin menikmati sarapan kali ini atau masih malu. Sampai selesai makanpun mereka masi saja diam tidak ada yang berniat untuk berbicara.

***

Achel pov

Aku duduk di atas kasur, sungguh aku sangat bosan dari tadi sejak di dapur aku dan mas Jeno tidak pernah bicara, mas Jeno hanya fokus dengan laptopnya saja.

Aku berdecak sebal apa yang harus aku lakukan hari ini?.

Aku merebahkan tubuhku keatas kasur dengan posisi terlentang, aku tatap langit-langit kamar yang polos itu pikiranku sekarang hanyalah bagiamana caranya agar aku tidak merasa bosan.

Aku bangun dari tidurku lalu duduk di samping mas Jeno yang tengah duduk santai di atas kasur dengan laptopnya itu. Aku menoleh kearahya sejenak lalu pandanganku tiba-tiba saja menagkap tumpukan-tumpukan kado yang ada di atas meja samping kasurku.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang