Jangan lupa tinggalkan jejak!.
Ramein di setiap paragrafnnya!.
Yang belum follow sok atuh di follow:).
Part kali ini aku pake sudut pandang orang pertama.
Achel Pov.
Hari ini aku dan mas Jeno akan berangkat ke Bali pada pukul 4 sore, aku fikir suamiku akan mengajak diriku berlibur ke luar negeri tapi nyatanya hanya ke Bali tapi tidak masalah aku suka. Saat ini aku sedang merapikan baju-baju kami yang akan kami bawa ke Bali nanti sedangkan mas Jeno berada di bawah aku tidak tahu apa yang ia lakukan disana.
Aku membawa sebagian baju yang pas untuk di kenakan di sana tidak lupa juga aku membawa kamera. Saat aku ingin memasukan kamera itu aku teringat sesuatu yang sejak tadi aku fikirkan, aku berniat ingin membawa bikini karena di sana aku ingin berenang yang pastinya di kolam berenang bukan di pantai karena mas Jeno tidak akan suka itu. Aku penasaran bagaiamana nanti reaksi Jeno saat melihat aku memakai pakaian yang kekurangan bahan itu.
Disana Kami juga akan memesan sebuah Vila private yang hanya ada aku dan juga Jeno.
Setelah aku berhasil memasukan bikini itu aku menutup koperku begitu juga koper milik Jeno. Aku menyimpan dua buah koper itu ke pinggir lemari setelah itu aku berjalan menuju meja rias aku ingin membawa peralatan make up ku.
"Sayang." Suara panggilan Jeno membuat aku menoleh, sepersekian detik mataku membola bahagia saat melihat Moly berada di gendongannya. Aku berlari ke arah Jeno mengabaikan pekerjaanku dan meraih Moly dari gendongannya beralih padaku.
"Kamu gak bilang kalau mau bawa Moly." Ujar Jeno, aku terkekeh memang benar aku belum memberi tahu padanya jika aku ingin membawa Moly ke Bali. Moly adalah kucing peliharaanku selama aku tinggal di rumah orang tuaku, kucing yang memiliki bulu berwarna orange dan memiliki bulu yang tidak terlalu lebat.
"Kalau aku izin dulu pasti kamu gak izinin, makanya aku suruh mama kirim diam-diam." Kataku terkekeh sambil mengusap lembut bulu lembut Moly. "Bukannya aku gak izinin, tapi aku takut dia bakalan ganggu waktu liburan kita." Akunya. Aku mencebikan bibirku kesal apa salahnya jika aku ingin membawa Moly kesana? Lagi pula Moly itu kucing yang sangat pintar dan penurut.
"Gak apa-apa mas, Moly itu kucing yang pinter." Ujarku meyakininya.
"Yaudah aku izinin. Tapi, kalau dia ngerepotin, Moly bakalan aku jual disana!."
"MAS!." ketusku menatap dirinya geram bisa-bisanya ia berfikir ingin menjual Moly kucing kesayanganku. Jeno tertawa keras hingga suaranya menggema di seisi ruangan. "Aku bercanda sayang gak mungkin aku jual kucing kesayangan kamu." Aku hanya memutar bola mata malas lalu aku berjalan duduk di tepi ranjang dengan Moly yang berada di pangkuanku.
"Siapa yang nganterin Moly?." Tanyaku di sela-sela memainkan bulu lembuat Moly.
"Tante Yola sama Rendra." Jawabnya yang berbaring di sampingku sambil memeluk pinggangku. Aku mengangguk, "kenapa mereka gak mampir dulu?." Tanyaku lagi karena tidak bisanya tante Yola dan sepupuku Rendra hanya singgah sebentar.
"Aku gak tau sayang tapi kata tante Yola mereka buru-buru jadi gak sempat mampir. Tante Yola juga titip salam sama kamu." Ucapnya. Aku mengangguk lagi namun detik berikutnya tubuhku bergetar geli saat Jeno dengan usilnya mencubit bokongku. Sungguh jika dia bukan suamiku sudah sejak tadi aku memukul kepalanya. Mesum sekali!
"Mas!. Jangan macem-macem ya kamu." Tegurku dia hanya terkekeh lalu bangkit dari tidurnya menatap diriku lekat dan mencium pipi kananku lembut.
"Udah sana kamu mandi, hari ini aku masih bisa nahan diri tapi besok gak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Is My Husband (REVISI)
Teen Fiction[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kata-kata kasar. ⚠️ Hargai author dengan cara tekan follow sebelum membaca dan jangan lupa klik...