Masih ada yang simpan cerita ini di perpustakannya gak?.
Aku kasih extra part nih gayss:)
Remain di setiap paragrafnya!!.
Achel tidak tahu usia kandungannya saat ini karena ia sama sekali belum pernah mengecek kandungannya. yang pasti saat ini ia bisa melihat adanya perubahan pada bentuk tubuhnya karena perutnya sudah mulai membesar. Karena hal itu juga yang mengharuskan Achel untuk memakai pakaian yang sedikit besar agar perutnya itu tidak kentara.
Achel masih memutuskan untuk sekolah karena ia masih ingin menikmati masa kelas 12 bersama teman-temannya dan tentu saja ini sudah di setujui oleh Jeno lelaki itu juga sangat sedih melihat istrinya harus begini apalagi di usianya yang masih sangat muda. Andai saja waktu itu Jeno sedikit menahan diri agar tidak menyentuh Achel semakin dalam mungkin saja Achel masih bisa bersekolah dengan tenang tidak seperti saat ini.
Hari ini Achel berangkat di antar oleh kedua orang tuanya karena Jeno sedang keluar kota untuk beberapa hari. Omong-omong Yuni dan juga Rafa sangat senang mengetahui bahwa anak gadisnya itu tengah mengandung. "Ma perut aku gak kentara kan?." Tanya Achel pada Yuni yang duduk di sampingnya, wanita itu mengamati tubuh Achel lalu ia menggeleng kecil dengan mengulas senyum.
"Engga kok gak kentara, tenang aja teman-teman kamu gak bakalan tau." Ujar Yuni
"Yaudah deh Achel turun sekarang ya." Kata gadis itu lalu ia menyalimi tangan kedua orang tuanya. Sebelum Achel turun dari mobil Yuni sempat berpesan begini katanya. "Kalau dia sekolah jangan makan makanan yang gak sehat terus jalan harus hati-hati, jangan lari-larian." Tentu saja Achel mengerti dengan hal itu.
Yuni menarik nafas panjang saat punggung gadis itu sudah tidak terlihat sebenarnya wanita itu sedih melihat anak gadisnya harus menjalani hidup seperti itu dimana ia tidak lagi bisa merasakan masa remajanya. Tapi yasudahlah semua sudah terjadi.
***
"Eh buset tumben lo pake baju kebesaran gini Chel." Jio berucap lelaki bertubuh bongsor itu baru saja datang dan ia langsung duduk di samping Achel karena kebetulan Lia belum datang. Achel hanya tersenyum simpul mendengar hal itu semoga saja Jio tidak mengamati perubahan pada diri Achel.
"Iya gue lagi suka make baju-baju yang longgar, kayaknya gue bakalan kayak lo deh Ji." Ucap Achel disusul dengan kekehan pelan. Jio ikut tertawa bersamaan itu Lia dan juga Fini baru saja masuk kedalam kelas. "Minggir lo gentong!." Itu suara Lia mengusir Jio dari tempat duduknya lelaki itu menghela nafas gusar lalu ia beranjak dari sana.
"Santai aja kali pagi-pagi udah marah-marah lo."
"Lagi pms?." Tanya Jio tapi sayang Lia tidak menyahut dan hal itu membuat Jio mendengus kesal. "Kepo lo!, dikit-dikit nanya." Seru Fini yang saat ini sudah duduk di tempat duduknya. Kali ini Fini harus duduk lagi bersama Jio karena lelaki itu yang meminta padahal waktu itu ia mengatakan bahwa ia bosan duduk bersama Fini tapi lihatlah sekarang justru dia yang datang meminta.
"Yey sirik wlee."
"Apasih lo monyet!."
"Terus aja Fin sampe lo bosen ngatain gue mulu!."
"Yii ngambek."
"Gue hajar ya lo!." Peringat Jio mengepalkan tangannya kearah Fini.
"Bisa diem gak sih lo Ji?." Kata Lia
"Gue lagi kesel ini lo jangan bikin gue tambah kesel!." Sahut Lia lagi dongkol di tempatnya Achel hanya diam ia tahu sekali sumber kekesalan Lia dari mana pastinya dari Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Is My Husband (REVISI)
Novela Juvenil[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kata-kata kasar. ⚠️ Hargai author dengan cara tekan follow sebelum membaca dan jangan lupa klik...