Teror 1
°
°
°
°
° selamat membaca °Jam sembilan malam Achel sangat gelisah bagaimana tidak ini pertama kalinya ia sendiri di rumah, Jeno lembur di kantor.
Achel mondar-mandir tidak jelas di ruang tamu. sudah tiga jam lamanya ia menunggu kedatangan Jeno namun lelaki itu tidak kunjung datang. Achel mendengus kesal karena Jeno belum datang ia takut, bukan takut pada hantu hanya saja takut jika ada penjahat atau pencuri. Dasar otak selalu berfikiran yang tidak-tidak.
"Aish ini mas Jeno kemana sih gak ingat istri di rumah apa gimana!." Monolognya sendiri kesal.
Achel mengalihkan pandangannya saat mendengar ponselnya berdering dengan cepat ia mengambil benda itu yang ia simpan asal di atas meja. Ia tersenyum kecil saat melihat layar ponselnya Itu panggilan telepon dari Jeno
"halo asalamualaikum istriku." Ucap Jeno dari seberang sana Achel terkekeh geli dengan ucapan Jeno.
"waalaikumsalam, mas kenapa gak pulang?." tanya Achel
"maaf. Di kantor banyak kerjaan"
Achel mendesah kecil kasian juga jika melihat suaminya bekerja sampai se keras itu.
"Terus mas kapan pulang nya?." Tanyanya lagi dengan nada pelan. Helaan nafas kecil terdengar dari seberang sana Achel tau suaminya itu pasti lelah sekali bekerja seharian di kantor.
"hmm mas gak tau tapi mas janji pulang jam sepuluh." Ucapnya dengan nada melemas, Jeno tau pasti istrinya pasti ketakutan jika sendiri apalagi mengingat ini malam jika di pagi hari Achel tidak takut sendiri. Dan ini pertama kalinya ia meninggalkan Achel sendiri di rumah setelah sekian lamanya menikah.
"Yaudah deh. Kalau gitu saya matiin ya mau masakin mas makanan dulu." Ujar Achel lalu memutuskan panggilan telepon saat mendapat respon dari Jeno.
Achel melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk Jeno suaminya. Ia membuka kulkas mengambil beberapa sayuran dan daging segar entah apa yang akan ia buat kalau boleh jujur sebenarnya Achel belum terlalu pandai memasak. hanya saja akhir-akhir ini ia bisa memasak karena bantuan aplikasi google dan youtube.
Achel memandangi bahan-bahan yang ia ambil dari kulkas tadi. Dia mengacak rambutnya pelan ia bingung apa yang akan ia lakukan dengan bahan-bahan itu beginilah jadinya jika kesehariannya hanya di dalam kamar rebahan.
"Ya ampun Achel lo bodoh banget kenapa gak nanya sama mbah google aja coba." monolognya sendiri sambil memukul kepalanya pelan.
Ia meraih benda pipih dari atas meja lalu mulai membuka aplikasi google untuk mencari tutorial memasak sup ayam dengan lihai jari-jari mungil itu mengetik 'tutorial memasak sup ayam'. Alisnya mengerut saat membaca jawaban yang muncul lumayan ribet juga memasak sup ayam.
Ia mulai memotong sayuran dan juga daging sesekali matanya melirik ponselnya untuk membaca apalagi yang akan ia lakukan setelah memotong semua bahan itu. Berdoalah semoga saja masakan Achel kali ini membuahkan hasil tidak seperti waktu itu ia memasak nasi goreng untuk dirinya dan juga Jeno.
Hampir satu jam lamanya ia bergulat di dapur maksudnya bergulat dengan sayuran dan daging bukan dengan seseorang jangan traveling otaknya yaa.
Achel mulai menata masakan ke atas meja ia sudah menyiapkan nasi, sup ayam serta jus apel untuk Jeno entah kenapa akhir-akhir ini ia bersikap manis pada Jeno bahkan kemarin ia sempat meminta agar Jeno harus menamaninya di kamar seharian.
Achel menghentikan aktivitasnya saat mendengar suara bel terdengar ia tersenyum bahagia berharap itu adalah suaminya. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama, dengan perasaan bahagia ia membuka pintu itu alisnya mengerut saat melihat tidak ada satu orang pun di hadapannya. Seketika Achel merinding ketakutannya kembali muncul matanya berkeliling mengamati keadan sekitar tidak ada tanda-tanda seseorang disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Is My Husband (REVISI)
Novela Juvenil[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan kata-kata kasar. ⚠️ Hargai author dengan cara tekan follow sebelum membaca dan jangan lupa klik...