Bagian 18

8.2K 455 48
                                    

Rencana
°
°
°
°

° happy reading °

Achel terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit. Keadaannya sudah membaik dokter mengatakan beruntung Achel di bawah ke rumah sakit dengan cepat jika tidak dia akan mengalami koma akibat benturan yang terjadi di bagian kepalanya.

Hampir dua jam lamanya ia belum siuman, Jeno dan juga orang tuanya sudah ada di rumah sakit sejak tadi. Saat Lia menelfon Jeno untuk memberi kabar kalau Achel kecelakaan dan Jeno langsung mengabari kedua orang tua Achel.

sedangkan Lia pergi membersihkan seragammya yang berlumuri darah. Jeno juga sudah menghubungi polisi untuk menangani kasus ini.

Sekarang hanya ada Jeno di dalam ruangan, Ibu dan juga Ayahnya pergi ke kantin untuk sarapan karena sejak pagi mereka belum makan.

Jeno menatap Achel sendu sudah dua jam lamanya achel belum bangun ia khawatir pada istrinya itu.

"Sayang bangun dongg.. kamu gak kasihan sama mama papa dan aku?." Lirih Jeno sambil mengusap air matanya gusar dia menangis. Ayolah ini yang pertama kalinya ia menangis

"Ini udah dua jam loh kamu gak bangun." sambungnya.

Jeno membaringkan kepalanya di samping Achel sambil menangis, begitu sayangnya ia pada Achel ia maresa bersalah dan gagal dalam menjaga Achel istrinya.

Di hembuskan nafasnya pelan tangannya menggenggam tangan Achel dengan erat seolah tak ingin lepas darinya

"Cengeng banget." Jeno langsung mengerjap saat mendengar suara Achel yang serak dan pelan namun masi bisa di dengar.

Achel sudah sadar

Achel memberikan senyuman pada Jeno, di hapusnya air mata itu dengan pelan dan tanpa aba-aba ia langsung memeluk Achel dengan sangat erat sungguh Jeno rindu akan senyuman Achel padahal baru setengah hari saja Achel terbaring lemah di rumah sakit.

"Sayang maaf aku gak jagain kamu." Sesalnya yang masi sesegukan hidungnya juga mulai memerah, Achel terkekeh gemas lucu sekali suaminya itu.

"Iya gak papa kok mas. Ini salah aku juga nyebrang jalan gak liat kiri kanan." Jeno diam saat mendengar ucapan Achel. Achel dibuat gemas dengan kondisi Jeno yang seperti ini,  hidung yang memerah akibat menangis serta mulut yang mengerucut entahlah kenapa Jeno terlihat gemas di mata Achel.

"Ihhh gemes banget deh.. sini." Panggilnya untuk mendekat Jeno menurut.

Cup

Satu kecupan menderat di pipi kanan Jeno. Entahlah Achel seperti orang yang tidak punya malu.

Cup

Kedua kalinya Achel mencium hidung Jeno dengan gemas. Jeno diam ohh tolong Jeno rindu ini, rindu kecupan singkat namun memabukan untuk dirinya rasanya Jeno ingin pingsan saja.

"Sayang banget sama suami aku yang gemesin ini." Ucap Achel sambil mencubit kedua pipi Jeno yang mulai berisi mungkin akibat sering makan malam bersama dirinya.

Lihatlah bukankah Achel terlihat aneh? Setan apa yang merasuki dirinya sampai bersikap semanis itu.

"Awhhh iss sakit tau." Dia meringis sambil memegang kedua pipinya yang terasa sakit. Achel terkekeh pelan, "sayang."  Panggil Jeno pelan dengan enbel-embel kata sayang. Achel menjawab hanya dengan deheman Jeno masi diam entahlah bagaimana caranya untuk memulai percakapan, Achel mengerutkan alisnya saat melihat Jeno tak bergeming.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang