Bagian 8

10.2K 603 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak
Ramein di setiap paragrafnya


°selamat membaca°

Jam sudah menunjukan angka tiga lewat dua belas menit, gadis dengan balutan seragam SMA tengah duduk di sebuah kursi depan gerbang sekolah.

Gadis itu berdecak kesal sudah hampir satu jam dia duduk dibangku itu menunggu seseorang yang datang menjemputnya. Beruntung dia tidak sendiri dia bersama Lia sahabatnya, tadi saat bel berbunyi Lia sempat menawari nya untuk pulang bersama tetapi gadis itu menolak dengan alasan Jeno yang akan menjemputnya takut nya pria itu akan mengomel nanti jika tidak menunggu nya dan beruntung nya Lia dengan senang hati mau menemani Achel menunggu Jeno datang menjemput.

"Ini mas Jeno kemana sih!" Gerutunya kesal, satu jam menunggu itu sangat membosankan Achel juga sudah menghubungi Jeno tetapi tidak ada jawaban dan balasan membuat gadis itu makin dibuat kesal padanya.

"Sabar Chel..mungkin dia lagi di jalan" sahut Lia berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Kasih kabar ke gue kek atau apa, kesel gue!." Dia menggerutu sebal. Lia tarik nafas baru juga menikah beberapa hari sudah kesal begitu.

"Udahlah gak usah kesel." Katanya.

Beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti di depan, keduanya langsung menoleh Achel mengerutkan alisnya bingung ini bukan mobil Jeno lalu siapa?. Kaca mobil di turunkan menampilkan seorang pria memakai kaca mata hitam tersenyum kearah mereka.

"Abang!" Pekik Lia, Achel menoleh pada sahabatnya itu menatap nya dengan tatapan heran.

"Lia dia abang lo?" Bisiknya pada Lia

"Iya itu abang gue" ucapnya Achel hanya mengangguk sebagai jawaban.

Pria itu turun dari mobilnya dia terlihat sangat tampan kaca mata yang terpasang membawa kesan tersendiri di tambah lagi gaya berpakain yang sangat kekinian.

"Dek..ayo pulang." ucapnya pada Lia, lalu dia melirik Achel sekilas

"Bentar bang temenin teman aku nunggu jemputan nya." ujar Lia melirik Achel di sampingnya, Lia masi punya hati pada sahabatnya dia tidak ingin meinggalkan Achel sendirian. Pria itu kembali menatap Achel dengan tersenyum simpul.

"Yaudah bareng aja" usulnya, Lia menatap Achel meminta persetujuan dari nya namun Achel dengan cepat menggeleng tanda dia tidak mau.

"Gak usah kak, makasih" tolak Achel sopan dan pelan.

"Yakin?, ini udah sore banget loh" ujarnya lagi namun tetap sama Achel selalu menolak jujur dia ingin menerima tawaran dari pria itu namun di satu sisi dia tidak ingin mendengar ocehan dari pria tua yang kini sudah menjadi suaminya.

Lia menghembuskan nafasnya pelan sahabat nya satu ini sangat keras kepala dia sudah sangat bosan disini menunggu seseorang yang belum datang-datang, namum dia tidak enak mengatakan hal itu pada sahabatnya Achel.

Lia dan juga abang nya memutuskan untuk menemani Achel disini awalnya Achel sudah menolak dan menyuruh Lia agar pulang duluan tetapi yang namanya sahabat dia mana tega meninggalkan Achel sendirian disini.

Hampir satu jam lamanya mereka menunggu, Achel sudah sangat kesal dan tidak enak hati pada Lia dan juga abangnya yang mau menemani nya disini, ingin rasanya dia memaki diri nya sendiri karena sudah menyusahkan orang lain, dalam hati nya pun sudah memaki seseorang yang sangat dia benci siapa lagi kalau bukan Jeno suaminya sendiri.

Beberapa menit kemudian bunyi kelakson mobil terdengar berhenti di belakang mobil abang Lia mereka langsung menoleh, itu Jeno pria yang membuat Achel menunggu lama sampai-samapai Lia dan juga abangnya ikut menunggu. Pria itu menurunkan kaca mobilnya sambil melambaikan tangan pada Achel, Achel membuang muka jika saja di sini tidak ada Lia bersama abangnya pastinya dia sudah memaki pria itu.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang