Bagian 26

6.3K 372 6
                                    

Vanila
°
°
°
°

Selamat membaca

Bima mendaratkan mobilnya dengan selamat di pekarangan rumah Lia, selepas kejadian tadi siang mereka benar-benar pergi membeli kue ke tempat lain lebih tepatnya Lia yang sangat memaksa. "Cepat baikan sama Achel gak baik loh marahan kayak gitu." Pesan Bima pada kekasihnya itu Lia hanya mengangguk  ucapan Bima ada benarnya juga tidak seharusnya Lia bersikap seperti itu pada Achel hanya karena masalah Devan.

Lia turun dari mobil Bima setelah berpamitan. Cewek itu masuk melangkahkan kakinya menbuka gerbang yang kebetulan tidak terkunci saat sudah tiba di depan pintu langkahnya terhenti saat melihat Devan sedang berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang menatapnya dengan tatapan datar. Lia tidak bodoh dia tahu bahwa kakaknya itu pasti mengkhawatirkannya terlebih lagi dia pulang jam sebelas malam, Lia memberanikan diri berjalan maju menghampiri kakaknya itu berniat untuk memberikan penjelasan kenapa dia bisa pulang terlambat namun belum sempat dia berucap Devan lebih dulu melontarkan berbagai macam pertanyaan

"Dari mana saja kamu. Jam segini baru pulang?."

"Abis jalan sama siapa?"

"Kemana? "

"Ngapain aja haa?!."

Lia melongo menatap Devan tidak percaya kenapa kakaknya ini sangat posesif tidak bisakah dia memberi kesempatan pada adiknya itu untuk berbicara

"Abang nanyanya satu-satu dong." Protes Lia sedikit kesal Devan tetap diam tidak bersuara dan jangan lupakan wajah datarnya itu.

"Masuk!." Sentaknya. Lia menurut lalu mengikuti Devan di belakang sambil menyentakan kakinya kesal

"Aku ke toko kue tadi bareng teman." Ucap Lia sembari menatap Devan yang duduk di hadapannya sambil melipat tangan di depan dada. Devan masi diam lalu kembali bertanya "cowok atau cewek?." Tanyanya dengan raut wajah yang masih sama.

Jika saja di hadapannya ini bukan kakanya pasti Lia sudah memaki pria itu karena terlalu banyak tanya, Lia tidak suka dengan pria yang cerewet terkadang Lia berfikir apakah Devan ini benar-benar kakak kandungnya? Kakak yang di lahirkan dari rahim yang sama? Sifat Devan jauh sekali dengan ayah dan juga ibunya begitu juga dengan Lia. Mereka tidak memiliki sifat cerewet tapi Devan?.

"Bareng pacar." Ucap Lia santai sedangkan Devan terkejut dengan ucapan Lia berani sekali adiknya ini pergi jalan bersama pacarnya sampai jam begini. Devan menatap Lia tidak percaya sedangkan Lia hanya terlihat biasa saja, "siapa yang izinin kamu pacaran haa?." Tanya Devan dengan sedikit meninggikan suaranya. Lia berdecih tak suka sambil menatap Devan sinis.


"Emang aku harus izin dulu ke abang gitu?." Lia balik bertanya sembari memutar bola mata malas. Devan menghebuskan nafasnya pelan lalu berucap "itu harus. Kamu itu adik abang semua tentang kamu harus aku tahu." Jawab Devan tegas.

Devan itu sangat menyayangi Lia jadi wajar saja jika dia terlalu posesif pada adiknya itu, Devan punya alasan dengan semua perilakunya pada Lia apalagi saat mengetahui Lia memiliki kekasih dia cukup terkejut serta takut dengan hal itu. Dia takut Lia akan bernasib sama dengannya. Namun siapa yang tahu dengan takdir seseorang?

"Besok bawa pacar kamu kesini!." Putus Devan lalu pergi meninggalkan Lia yang melongo tidak percaya mendengar ucapan Devan. Tidakah dia terlihat sangat menyebalkan, "Cih. dasar posesif pantas aja ceweknya kabur." Umpat Lia kesal.

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang