Bagian 50 (part 2)

10.4K 285 9
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!!
Ramein di setiap paragrafnya!!

"Banyak yang bilang menikah karena perjodohan itu tidak akan berakhir bahagia. Tapi kenyataannya tidak seperti itu jika kau di pertemukan dengan orang yang tepat. Seperti aku yang kini sangat mencintai sosok lelaki yang sama sekali tidak pernah aku harapkan untuk bersanding denganku.

Untukmu lelaki terhebatku.... i love you."

Achelia Amalia Anggarini

"Dulu aku tidak percaya apa itu cinta karena cinta hanya bisa membuat aku terluka. Tapi, saat bertemu denganmu aku mengerti apa itu cinta bagaiamana itu cinta dan seperti apa bentuk cinta.

Kehadiranmu dalam hidupku sangatlah berarti. dan untuk yang pertama dan seterusnya aku tidak akan pernah bosan untuk terus mengatakan bahwa aku mencintaimu. Sangat, sangat mencintaimu. "

Jeno Prtama Adijaya

Pagi hari di kota Bali, kedua pasangan yang sudah sah menjadi suami-istri beberapa bulan yang lalu itu masih terlelap di atas kasur yang lembut. Cahaya matahari sudah memasuki ruangan tapi tidak ada sedikitpun pergerakan dari kedua manusia itu tidak peduli dengan kulit mereka yang mulai terbakar karena cahaya matahari.

Di bawah selimut yang sama mereka saling menyalurkan rasa hangat dengan saling memeluk satu sama lain. Achel, gadis itu tampak memejamkan mata rapat-rapat kala pelukan sang adam semakin erat memeluk tubuh polosnya yang sama sekali tidak di baluti pakaian. Malam itu adalam malam terpanjang bagi Achel karena Jeno benar-benar menggempurnya hingga jam 4 pagi dan lelaki itu sama sekalali tidak memberikan izin untuk berhenti.

Sedetik kemudian selimut mulai bergerak turun karena Jeno lebih dulu terbangun lelaki itu mengucek matanya sebentar mengerjap beberapa kali lalu tersenyum hangat saat melihat istrinya masih tertidur pulas di sampingnya. Jeno mengukir senyum paling lebar kala bayangan-bayangan kejadian tadi malam yang membuat dirinya sampai lepas kendali lelaki itu benar-benar sangat bergairah dan begitu mendamba. Jeno mengusap wajahnya gemas sendiri karena mengingat hal itu tidak mau terlalu memikirkannya lelaki itu lantas bergerak pelan turun dari atas kasur menuju kamar mandi ia harus membersihkan tubuhnya itu.

20 menit Jeno meninggalkan kamar gadisnya sudah terbangun karena merasakan tidak ada siapapun di sampingnya. Achel mengucek mata dan hidungnya lalu melirik kesana-kemari mencari sosok lelaki yang sangat ia cintai. "Mas Jeno kemana yah?." Gumamnya pelan dengan menggaruk pipinya pelan belum sempat ia turun dari atas kasur pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok lelaki yang sudah rapi.

"Selamat pagi." Sapa Jeno dengan memperlihatkam senyum yang paling manis. Achel cengengesan ia masih malu melihat wajah suaminya itu, "pagi mas, kenapa aku gak di bangunin?." Tanya gadis itu masih dengan posisi yang sama duduk di atas kasur sambil memeluk selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

"Kamu kelihatan lelah sekali makanya aku gak mau bangunin." Kata Jeno mengelus rambut panjang gadis itu.

"Bisa jalan?" Achel menggeleng kecil bagaimana bisa ia bisa berjalan kalau bagian bawahnya itu terasa begitu perih. Di sampingnya Jeno terdiam rasa bersalah menyelimuti dirinya bagaimanapun juga itu semua salahnya tapi Jeno akan bertanggung jawab akan hal itu. "Biar aku gendong ke kamar mandi." Mendengar hal itu justru membuat Achel terkejut bukan main ia menggeleng cepat sehingga membuat Jeno menekuk alis heran.

"Gak usah mas aku bisa sendiri."

"Kamu yakin bisa sendiri?, tadi katanya gak bisa jalan." Jeno bertanya memastikan bahwa gadisnya baik-baik saja. "Aku gendong aja-"

My Uncle Is My Husband (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang