Pertama tama dan utama mari Vote part ini terlebih dahulu.
Tinggalkan komentar di setiap in-line
Happy Reading
"Rain, kita mau ngapain kesini?"
"Shopping."
Morland menghela napas berat mendengar jawaban dari Rain. Saat ini mereka sedang berada di salah satu taman bermain. Lalu bagaimana Rain bisa menjawab ingin berbelanja? Padahal tidak ada yang berjualan di sini.
"Gue serius Rain, bentar lagi kita harus bimbel."
"Masih ada 15 menit lagi. Lagi pula, jarak tempat bimbel kesini cuma 1 kilo meter. Lo kan ngebut nyetirnya. Bentar juga sampe."
"Iya cepat nyampe. Nyampe akhirat."
Rain terkekeh. Wajah kesal Morland sangatlah terlihat lucu.
Rain dan Morland memang masuk di tempat instansi bimbel offline yang sama. Pulang sekolah Rain di ajak pulang bareng dengan Morland.
Hal itu dikarenakan Rain yang tidak membawa mobilnya. Tapi untuk ke taman, Morland tidak tahu itu. Tiba-tiba Rain memintanya untuk berhenti di depan taman ini.
"Mau ngapain si Rain?"
"Lo tau gak Land?"
"Gak."
"Kalau gitu gue kasih tau."
"Cepettan!"
Rain tersenyum geli melihat wajah kesal Morland.
"Gak jadi deh."
"Anjir lu Rain. Gue udah penasaran nih."
Rain terkekeh lagi. Dia sangat suka menjahili Morland, melihat laki-laki ini kesal itu adalah hobi Rain sepertinya. Wajah Morland terlihat lucu ketika cemberut.
"Bercanda."
Rain kembali mengedarkan pandangannya pada taman ini. Pepohonan hijau yang rindang, bangku taman, wahana permainan anak-anak tampak menghiasi taman tersebut. Banyak anak-anak juga yang bermain disana.
"Tempat ini memiliki kenangan, Land."
Morland mengerutkan dahinya.
"Ke-nangan apa?"
"Disini, pertama kalinya gue ketemu dia."
Morland kembali mengerutkan dahinya dan menatap Rain yang berjalan membelakanginya.
"Dia... siapa?"
"Seseorang."
Morland bergumam.
Sedangkan Rain, ia menikmati suasana ketenangan disini. Jauh dari sekolah, buku, tugas serta rumus dengan lambang-lambang yang harus tersimpan di memorinya.
"Cowok atau cewek?"
Morland seketika berhenti. Ia menyumpahi dirinya yang melontarkan pertanyaan itu.
Rain juga berhenti. Perlahan ia memutar tubuhnya dan menatap dengan intens wajah Morland.
"Kalau cowok, emangnya.... kenapa?"
"Gak papa."
Jawaban Morland begitu cepat, membuat Rain tersenyum jahil.
Rain berjinjit, dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Morland. Hingga sepasang retina mereka saling bertemu. Seketika, Morland menahan napasnya.
"Lo..... cemburu?"
Dengan keadaan masih sadar. Morland menekan dahi Rain menggunakan telunjuknya, agar memundurkan wajahnya. Ketika Rain sudah mundur, Morland memperlihatkan ekpresi cool-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMPION CLASS
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang anak anak terbaik dari yang terbaik yaitu mereka yang mampu untuk masuk sekolah elit bernama TREE HIGH SCHOOL dan sebuah kelas elit yaitu CHAMPION CLASS. Tree High School adalah sebuah sekolah elit ternama yang sangat...