09- CC: Fluorine

41.5K 6.3K 477
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk vote dan komen!

Tinggalkan komentar juga loh, supaya author jadi semangat UP nya.

HAPPY READING

Dentingan garpu dan sendok terdengar sangat pelan di salah satu ruangan yang ada di sebuah Restaurant bernama Salianos tersebut. Sebuah keluarga besar berkumpul disana. Ada sebelas orang yang mengelilingi meja makan tersebut.

"Bagaimana dengan kuliah kamu di Columbia University Kessie?"

"Drama dimulai."

"Baik opa, GPA aku juga naik. Aku yakin, kalau aku bisa dapat predikat cumlaude."

"Bagus, pertahankan itu Kess. Kamu sama seperti ibu mu, dia selalu bisa membanggakan opa dan oma," ucap pria tua tersebut sambil melirik wanita yang umurnya terpaut jauh dan wanita tersebut hanya diam ketika tatapan menusuk di arahkan padanya.

"Ayah, menurut QS World University. Columbia University masuk peringkat ke 19 Universitas terbaik di dunia,"

Kali ini seorang wanita berbicara yang umurnya tidak jauh berbeda dari seorang wanita yang diberikan tatapan menusuk tersebut berbicara. Wanita tersebut tampak sangat membanggakan anaknya di depan semua orang.

"Iya kami tahu, ibu juga sangat bangga padamu Nayya dan juga kamu Agung, kalian berhasil mendidik Kessie,"

Wanita tua yang duduk di samping pria tua itu juga mulai berbicara, ia terlihat sangat bahagia melihat cucu perempuannya itu, serta memuji kedua orang tua Kessie karena dianggap berhasil mendidik anak semata wayang mereka.

Tetapi suasana di ruangan itu tidak terlalu terlihat bahagia, ada aura dingin yang mencekam saat ini.

"Fadlan, Hanum, ayah dan ibu juga sangat bangga dengan kamu. Kamu berhasil membuat Arkan lulus kedokteran UGM. Ini juga pasti karena kamu yang dulunya memang sangat pintar saat sekolah. Kessie, Arkan, Kedua orang ini Fadlan dan Nayya, mereka selalu berlomba untuk mendapatkan nilai bagus."

Beberapa orang tersebut terkekeh ketika wanita tua itu mengingatkan akan masa kecil anak-anaknya. Walaupun tidak dari mereka semua yang tertawa, karena ada 3 orang lagi yang terlihat sangat fokus dengan makanannya.

Mengabaikan kebahagiaan tersebut di depan mata.

"Iya oma, mama sering cerita kalau dia selalu harus dapat nilai bagus dari om Fadlan. Padahal mereka beda tingkat, secara Om Fadlan satu tahun lebih tua dari mama,"

"Fadlan dan mama kamu itu Kessie, anak kebanggaan oma dan opa. Iya kan yah?"

Pria tua itu tersenyum.

"Sangat membanggakan, dalam memilih pasangan juga sangat membanggkan." Pria tersebut melirik sekilas pria yang berada di samping Fadlan. Hingga akhirnya ia alihkan kembali tatapannya paa Arkan---Cucunya.

"Oh iya Arkan, sebentar lagi kamu akan lulus dan akan resmi menjadi dokter. Rencananya mau ambil spesialis apa, Arkan?"

Seorang laki-laki muda yang diberi pujian tersebut membalas dengan senyuman.

"Arkan mau ambil spesialis jantung opa,"

"Plihan yang bagus, hanya perlu sedikit usaha lagi, kamu bisa membantu papa kamu mengelola rumah sakit dan akan menggantikan papa kamu menjadi pimpinan,"

"Arkan akan selalu berusaha opa. Ini semua juga berkat opa, opa adalah idola Arkan,"

Mereka tertawa kecil lagi.

"Bisa saja kamu,"

"Arkan dan Kessie memang cucu kebanggan Oma dan Opa,"

"Kita juga bangga punya opa dan oma," ucap Arkan dan Kessie.

CHAMPION CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang