55- CC: Sesium

23K 5.7K 2.4K
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen!!

Aku lihat part sebelumnya, banyak yang gak mau vote yaa. Sesusah itu kah buat Vote? Emangnya bayar ya? Padahal cuma tinggal klik doang.

It's okay, semoga part ini gak pelit.

Tinggalkan komentar sebanyak mungkin.

Sepertinya banyak kata yang salah karena aku cuma edit satu kali. Harap koreksi dengan baik.

1K komentar + 700 Vote

Aku langsung next Up!!

Happy Reading

Rain memasuki sebuah cafe yang dekat dari tempat bimbelnya. Di sebelah kiri, ada seorang pria yang sedang duduk sambil melihat jam di tangannya.

Rain yang baru saja pulang bimbel berjalan ke arah pria itu. Pasti sudah mengetahui siapa dia.

Fernandoz Al Malik.

"Om!"

Fernandoz menoleh.

Ia tersenyum tipis pada Rain.

"Silahkan duduk, Rain!"

Rain mengangguk. Ia duduk di depan Fernandoz. Merasa aneh dengan Fernandoz yang memilih cafe, bukan restoran yang biasa ia pilih. Bahkan di sini cukup banyak anak anak muda.

"Ada urusan apa meminta Rain ke sini?"

"Kamu mau pesan apa?"

Rain diam sejenak. Fernandoz tidak menjawab pertanyaannya. "Samain aja."

Fernandoz mengangguk. Memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya.

Sembari menunggu pesanan. Fernandoz menatap Rain yang selalu sibuk dengan handphone–nya.

"Bagaimana dengan kabar kamu?"

Rain mendongak. Ia tersenyum kecil. "Baik."

Fernandoz mengangguk kecil. Ia tidak terlalu suka berbicara. Jadi, sangat sulit baginya membuka topik pembicaraan jika bukan bertemakan bisnis.

"Bagaimana dengan sekolah kamu?"

Rain kembali mendongak. "Not bad."

Fernandoz menghela napas pelan. Ia terlihat berusaha sabar.

Jika bersama Sunny, puterinya itu tidak akan berani sibuk dengan hal lain. Mungkin Rain memang berbeda. Ia seperti melihat dirinya.

Makanan akhirnya datang.

Tapi Fernandoz masih melihat Rain sibuk dengan handphone–nya.

"Rain, kamu makan dulu! handphone–nya nanti lagi!"

Rain menghentikan pergerakan jarinya.

Ia mendongak kembali dan menatap Fernandoz.

"Om bukan siapa siapa saya. Jadi om gak ada hak untuk ngelarang saya."

Fernandoz diam. Sedikit tersinggung. Tapi ia tahu diri.

"Rain, bukankah ketika makan, lebih baik jangan fokus dengan hal yang lain."

"Tapi perkataan om berbanding terbalik. Karna yang saya lihat, Sunny suka belajar kalau di meja makan. Dan pastinya om tau tentang itu."

Fernandoz diam sesaat. Hingga ia tersenyum tipis. "Saya jarang memiliki waktu bersama Sunny. Jadi, saya tidak mau merusak suasana itu dengan melarang hal yang dia suka."

CHAMPION CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang