Jangan lupa untuk vote dan komen.
Di tunggu komenannya...
Happy Reading
Beberapa jam sebelumnya
"Luna, mama lihat kamu gendutan ya sekarang."
Aluna yang sedang menikmati makan malamnya pun, menghentikan aktivitasnya. Ia melirik sekilas tubuhnya.
Ia rasa, tidak.
"Masa sih ma? Luna rasa gak."
Allsha kembali menatap Aluna. Ia langsung mengambil segelas susu coklat di samping Aluna.
"Kamu gak perlu minum susu dulu ya. Kamu itu gendutan, mama gak suka ih. Seharusnya kamu bisa jaga badan. Kamu anak gadis. Kantung mata kamu juga tuh, kelihatan banget. Kan udah mama ajarin cara make-up Lun. Masa gak bisa juga sih."
Aluna menghela napas pelan. Ia sudah terbiasa dengan perkataan sang ibu, yang selalu mengomentari apapun yang ada di tubuhnya.
"Iya ma, maaf."
"Kamu–"
"Allsha!"
Allsha memutar bola matanya dengan malas. Ketika suaminya memotong pembicaraannya.
"Apa?"
"Kamu selalu aja ngomentarin Luna. Bagus dong kalau badan anak kamu gak kurus. Terus kantung matanya, itu karna dia belajar setiap malam. Emang kamu waktu muda kerjanya senang senang doang. Makanya gak tau apa efek yang di dapatkan kalau belajar larut malam."
Allsha membanting sendok dan garpunya. Membuat Aluna terkejut.
"Aku ini ngomong apa adanya. Ini juga demi kebaikan Luna. Kalau dia gak bisa jaga tubuhnya. Terus kalau nanti melar–"
"Kamu pikir dia karet–"
"Ck, kamu kalau aku gak bisa jaga badan. Paling juga udah selingkuh."
"Allsha–"
"Oh, atau kamu udah punya selingkuhan di luar sana? Iya? Pantas kamu selalu sibuk."
"Kamu–"
Prang
Allsha tidak sengaja berteriak. Saat ia mendengar suara benda pecah. Allsha dan Carlos sama sama menoleh. Sebuah piring pecah dan serpihan kaca itu berserakan di lantai.
"Kenapa diam? Ayo lanjutin!"
"Luna mama–"
"Luna tu cape dengar kalian berantem tiap hari. Gak pernah akur sama sekali. Kalau tau gini, Luna gak akan mau pulang ke Indonesia. Masuk Tree. Luna akan nolak saat itu juga. Mending Luna di Singapur sendirian. Tapi Luna bahagia. Dari pada disini. Semuanya ada, tapi Luna gak bahagia."
Aluna menatap kedua orang tuanya dengan begitu marah. Sedangkan orang tuanya, hanya diam dan tidak bisa berkata apapun.
Sangat jarang, Aluna mengutarakan perasaannya.
Melihat respon kedua orang tuanya yang hanya diam. Membuat Aluna memilih pergi dan berlari ke arah kamarnya.
Aluna masuk ke kamarnya. Memilih duduk di tepi kasur.
"Kamu gendutan deh Lun."
"Kantung mata kamu kelihatan jelas."
Kalimat kalimat itu menggema di kepalanya.
"Luna kamu harus masuk les ini."
"Jangan lakuin ini!"
Luna menutup telinganya. Tubuhnya bergetar. Suara suara itu semakin jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMPION CLASS
Novela JuvenilKisah ini menceritakan tentang anak anak terbaik dari yang terbaik yaitu mereka yang mampu untuk masuk sekolah elit bernama TREE HIGH SCHOOL dan sebuah kelas elit yaitu CHAMPION CLASS. Tree High School adalah sebuah sekolah elit ternama yang sangat...