43- CC: Teknetium

25.2K 5K 967
                                        

Jangan lupa vote dan komen.

Yang rajin komennya...

Sebelumnya, aku mau bilang terima kasih untuk 20K vote dari kalian semua.

Makasih banyak udah dukung sampai sejauh ini.

Makasiih

Happy Reading

April, 2019

Sebuah cafe dengan iringan musik pop, terlihat sepi. Hanya ada beberapa meja yang telah di kunjungi beberapa orang.

Seperti meja di sudut jendela. Di khusus kan, hanya untuk dua orang dengan memperlihatkan sebuah view tempat bimbe. Dengan beberapa anak anak tengah menunggu jemputan. Bahkan malam hari saja mereka tidak bisa merasakan istirahat.

Misyella menoleh ke arah samping. Ia melihat Sunny sedang memesan minuman, mereka baru saja pulang bimbel.

Lalu kembali menoleh ke arah jalanan.

Saat tengah memandang ke jalanan. Getaran handphone mengganggunya. Ia menoleh, ternyata handphone milik Sunny. Misyella mengambil handphone tersebut. Hendak memberikannya pada Sunny. Tapi, saat matanya melihat nama kontak si penelpon. Membuat Misyella mengurungkan niatnya.

Carla

Misyella memilih menerima panggilan tersebut.

"Sa-Sunny to-tolongin gue,"

Kernyitan halus terlihat di dahi Misyella. Seperti suara orang yang sedang ketakutan. Napas yang tidak beraturan dan ketukan sepatu di aspal. Ya, seseorang yang sedang berlari.

"Sunny please!"

Kini, suara tangisan yang tertahan.

"Sunny gak ada."

"Mi-Misyel? Ini lo?"

"Hm,"

"Misyel gue mohon, tolong gue sekali ini. Gue takut Misyel, gue lagi di kejar kejar."

Misyella terdiam sejenak. Suara Carla terdengar begitu terburu buru.

Apa ia berbohong?

"Paling juga bohong," batin Misyella.

"Misyella-"

Misyella melirik Sunny yang masih menunggu.

"Gue gak percaya sama pembohong seperti lo."

"Ta-"

"Jangan hubungi Sunny lagi. Lo cuma bawa masalah di hidup gue dan Sunny."

"Gue gak bohong Misyel,"

"Minta tolong sama om-om lo, dasar bitch."

"Mi-"

Misyella menutup panggilan tersebut. Ia dengan cepat mengghapus riwayat panggilan Sunny.

"Siapa yang nelpon?"

Misyella tersentak. Perlahan, ia menoleh ke arah Sunny. Menetralkan ekspresinya.

"Salah sambung,"

Sunny mengangguk angguk kecil. Lalu ia duduk di depan Misyella.

"Ini pesanan lo!"

"Thanks."

Sunny meminum minumannya. Mereka saling diam untuk beberapa saat. Pada akhirnya, Sunny menatap Misyella yang terlihat tengah gelisah.

CHAMPION CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang