29- CC: Tembaga

25.9K 4.9K 762
                                    

Pertama dan utama marilah Vote terlebih dahulu.

Tinggalkan komentar yaa, di setiap in-line atau paragraph.

Happy Reading

Cafe bertemakan klasik yang ada di pinggir jalan, sedang tidak banyak di kunjungi oleh pelanggan. Karena memang masih terlalu pagi untuk berada disana. Tetapi, tidak untuk sepasang remaja yang duduk di bagian sisi kiri cafe. Hanya ada segelas milkshake dan sepotong roti bakar di atas meja.

Hanya gadis remaja dengan rambut melebihi bahu, yang memakan menu tersebut.

"Mau?" tawar sang gadis pada cowok di sebelahnya.

Cowok yang terlihat sibuk dengan handphone-nya. Mengalihkan tatapan dari handphone ke gadis di sampingnya.

Tersenyum simpul. "Gak, makasih." Lalu kembali kepada handphone-nya.

"Tapi lo kan belum sarapan, nanti sakit."

"Gue gak laper."

Gadis itu mendengus. "Terserah lo."

Mendengar nada kesal dari gadis di sampingnya. Membuat ia kembali menoleh.

Helaan napas pelan terdengar. "Mbak!" Seorang pelayan wanita mendekati mereka.

"Iya dek?"

"Saya mau menu yang sama seperti ini!"

Pelayan wanita itu tersenyum dan mengangguk, lalu pergi.

"Iya gue makan. Jadi, jangan di tekuk gitu wajahnya. Nanti makin jelek."

Perkataannya, membuat ia mendapatkan pukulan di lengannya.

Ia meringis sambil terkekeh.

"Bener kan, tu makin jelek."

"Azka!"

Ia tersenyum manis. Lalu mencubit pelan pipi gadis itu.

"Iya lo gak jelek, cantik. Cantik banget."

Gadis di sampingnya mencoba menahan senyum di bibirnya. Ia berdehem. "Siapa yang cantik?"

Cowok itu tersenyum simpul dan mengacak pelan rambutnya.

"Lo, Aluna Carlos."

Sepasang remaja yang tengah tertawa, Azka dan Aluna.

Aluna tersenyum malu.

"Ini pesanannya dek!"

"Makasih mbak."

"Sama sama, dek."

Pesanan Azka telah ada di atas meja. Tetapi, Azka masih saja sibuk dengan handphone-nya.

"Makan dulu, Ka. Nanti lagi mainnya."

Mendengar teguran Aluna. Membuat Azka segera meletakkan handphone-nya di atas meja. Melihat sikap Azka, membuat senyuman indah terukir kembali di bibir kecil Aluna.

"Ka!"

"Hm?"

"Maaf ya, gue hubungin lo pagi pagi gini. Cuma buat nemanin gue sarapan."

Azka menoleh ke arah Aluna. Lalu kembali kepada makanannya.

"Jangan minta maaf. Gue suka kok nemanin lo."

Aluna tersenyum kecil. Terdengar begitu hangat di telinganya. "Makasih."

"Iyaaa."

Azka teringat sesuatu. Ia meminum, minumannya. Lalu kembali menoleh ke arah Aluna. Menatap lekat gadis di sampingnya. Dapat terlihat dengan sangat jelas kantung mata Aluna.

CHAMPION CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang