Pertama dan utama, marilah Vote part ini terlebih dahulu.
Sebelumnya, author mau tanya.
Spill umur kalian dong, boleh yaa?
Ini penting untuk author. Supaya author gak ragu ragu bikin setiap adegannya.
WARNING!! Chapter ini sangat sangat panjang.
Happy Reading
Mobil yang dikendarainya masuk ke perkarangan. Ia segera keluar dari mobil. Memberikan kunci tersebut kepada pria berseragam hitam.
Langkahnya teratur. Tatapannya yang datar dan terkesan dingin. Membuat setiap pelayan yang melewatinya hanya menunduk dan menyapa.
Menaiki anak tangga satu persatu. Hingga sampai di lantai dua rumah tersebut. Memasuki kamarnya yang bercatkan putih polos tersebut.
Langkahnya terhenti di depan sebuah kandang kecil bewarna biru.
Kerutan terlihat jelas di dahinya.
"Memo? Kemana dia?"
Memo, satu satunya pemilik nama adalah kucing yang dimiliki oleh gadis bernama Melody.
Melody baru saja pulang dari bimbel. Ia kaget melihat Memo tidak ada di dalam kandang. Ia mencari Memo di dalam kamarnya.
Melody mencarinya di setiap sudut yang ada di kamarnya.
Wajah Melody terlihat panik.
Ia segera keluar kamar. Turun ke bawah dengan berlari di anak tangga.
"Bi Surti! Bi!"
Melody memanggil Surti dengan cukup keras. Ia benar benar panik.
Tidak lama, seorang wanita tua datang tergesa gesa dengan seorang pelayan di belakangnya.
"Ada apa non?"
"Bibi ngelihat Memo gak?"
"Loh, bukannya ada di kamar non Ody ya?"
"Gak ada bi, Ody udah cariin. Tapi gak ketemu."
Surty juga terlihat kebingungan. Melody jadi yakin, jika Surti memang tidak mengetahui akan hal itu.
Lalu tatapan Melody jatuh pada pelayan muda di belakang Surti. Ia terlihat menunduk dan tidak ingin menatap Melody.
"Kamu tau?" tanya Melody dengan dingin.
"Anu non, i-itu-"
"Jawab yang jelas!"
"I-iya non, tadi... saya lagi bersihin kamar non-"
"Siapa yang suruh bersihin kamar saya? Saya udah bilang, jangan masuk kamar saya tanpa izin dari saya."
Pelayan tersebut semakin menunduk. Takut dengan kemarahan Melody.
"Maaf nona, tapi tadi nyonya yang minta saya buat bersihin kamar nona."
Melody menutup matanya beberapa saat. Lalu kembali membukanya.
"Jadi, kucing saya ada dimana?"
Pelayan tersebut, mengangkat kepalanya. Memberanikan diri untuk bicara.
"Tadi kucingnya lepas dari kandang, terus turun ke bawah. Dia buat, guci kesayangan mamanya nona jatuh. Dan nyonya-"
"Mama pukul kucingnya."
Bukan pelayan itu yang berbicara. Melody menoleh ke belakang.
Melinda—mamanya.
Ia tiba tiba datang dari luar. Jika di lihat dari pakaian mamanya. Melody tahu jika Melinda sedang pulang dari Arisan sosialitanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMPION CLASS
Ficção AdolescenteKisah ini menceritakan tentang anak anak terbaik dari yang terbaik yaitu mereka yang mampu untuk masuk sekolah elit bernama TREE HIGH SCHOOL dan sebuah kelas elit yaitu CHAMPION CLASS. Tree High School adalah sebuah sekolah elit ternama yang sangat...