67- CC: Holmium

27.8K 5K 1K
                                    

Aku kode ni ya, aku suka vote sama komen niih

Kodenya udah keras tuh.

Hehhehe

Oh iya mau mengingatkan juga, kalau udah baca sinopsis dari awal. Pasti akan sadar, kalau alur cerita ini bukan sekedar cerita fiksi remaja biasa.

Aku revisi cuma sekali baca. Jadi, kalau ada yang typo, tandai aja yaa.

Happy Reading

Semua mulai kembali normal. Hanya saja, ada kejanggalan yang mereka rasakan. Karena itu, mereka memilih berkumpul di private room.

Sekitar jam 02.00 dini hari.

Sengaja memilih waktu itu, agar mereka tidak diawasi. Hanya Bulan yang tidak ada di sini.

Kabar lainnya, Naufal kembali menjadi ketua OT. Tidak lama, hanya beberapa hari setelah Dion masuk penjara.

"Jadi, gak ada satu pun media yang mengungkapkan, kalau Dion di penjara sampai sekarang?" tanya Azka membuka suara.

Hampir dari mereka semua menggeleng. Media apa pun tidak ada yang mempublikasikan. Digantikan dengan prestasi Tree semakin dipublikasikan.

Seolah, mereka diam seribu bahasa.

Menutup mata dan telinga. Tapi tak apa, banyak masalah yang terjadi jika semua terbongkar.

"Oke, besok adalah hari ujian terakhir kita. Sekarang, kita bisa bahas mengenai keberadaan ibu Cleaning service itu dan si Liana?" Naufal menoleh ke arah Rain. "Udah ketemu, Rain?"

Rain menggeleng. "Gue gak tau harus nemuin ibu itu di mana lagi. Dia benar benar menghilang. Padahal, dia bisa kasih tau informasi tentang Sunniva lebih jelas. Tentang fakta kepergian  seorang Sunniva. Apa dia mamanya Dion atau cuma suruhan dion. Dan Liana, ternyata anak itu misterius. Semua tentang Liana itu palsu."

"Mungkin," sanggah Misyella. "Gue gak terlalu yakin dia tau semuanya. Gue rasa, terlalu banyak rahasia."

"Rahasia gelap sekolah," tambah Alice.

Mereka semua menatap Alice. "Walaupun Melody udah jelasin apa yang dia dengar dari Dion. Tapi gue yakin, sekolah punya campur tangan yang besar dengan alasan kepergiaan Sunniva."

Kali ini, Liberty berbicara. "Setuju, pasti ada sesuatu besar yang kita gak tau. Dan Scorpio, dia juga tiba tiba gak bisa dihubungi. Dia cuma bilang, kalau bukan dia yang melecehkan Sunniva."

"Siapa sebenarnya dalang masalah ini? Apa benar Dion? Atau sebenarnya, Dion punya orang yang jauh di atas dia?" Pertanyaan Samuel.

"Gue pikir, ada," ucap Aluna. "Dia terlalu bodoh buat ngelakuin ini sendirian."

Mereka mengangguk setuju.

"Gini, sekarang kita gak perlu pikirin ini lagi," kata Melody.

Ia meletakkan tangannya di tengah tengah meja.

"Janji, kita bakal lupain ini sama sama. Dan jalani hari hari kita seperti biasa. Gue udah gak mau mikirin ini lagi. Setiap gue dengar nama dia, gue selalu ingat obsesi dia ke gue," ucap Melody.

Kejadian saat dia bersama Dion. Selalu menyita pikirannya belakangan ini. Bahkan Melody harus menemui psikiater belakangan ini.

Mendengar itu, membuat Morland ikut meletakkan tangannya di atas tangan Melody.

"Gue setuju."

Yang lain saling pandang satu sama lain. Walaupun masih banyak pertanyaan yang berada dalam pikiran mereka. Yang entah bagaimana caranya untuk menemukan jawaban sesungguhnya.

CHAMPION CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang