Who?

307 47 6
                                    

"Jika kau punya dua pilihan. Pilihlah yang kedua. Karena jika ada yang pertama mengapa harus ada yang kedua?"

Selamat membaca...

-

-

-

Hechan paling awal bangun setelah Bunda. Bukan nya mandi dan siap-siap untuk berangkat sekolah. Ia malah membawa bantal bulat kecil nya ke dapur dan tidur diatas meja dapur. Bunda yang baru saja selesai mematikan lampu ruangan depan terkejut saat melihat Hechan sedang tidur beralaskan bantal bulat kecil. Bunda menggelengkan kepala nya. Untung saja anak kedua dari besan nya itu tidur di kamar lantai satu, kalau sampe di kamar dua. Entah apa yang akan Hechan lakukan, bisa-bisa ia terjatuh di tangga karena mengigau nya. Bunda melihat jam di dinding sudah pukul lima shubuh. Seharus nya anak-anak nya sudah bangun untuk melaksanakan sholat shubuh. Tapi hingga sekarang masih belum terdengar suara apapun dari lantai atas.

Bunda naik kelantai dua untuk membangunkan anak-anak nya. Terlebih si kembar yang akan melaksanakan ujian hari ini. Renata baru saja keluar dari kamar nya menggunakan piyama langsungan.

"Mas Abi udah subuhan Mba?"

"Udah Bun. Lagi siap-siap mau lari pagi"

"Yaudah Bunda bangunin anak-anak dulu ya"

"Iya bunda. Renata langsung ke dapur aja"

Bunda pun mengangguk. Mereka berdua pergi ke tujuan nya masing-masing.

Renata sedikit terkejut melihat adik nya sedang tertidur pulas di atas meja makan. Ia menepuk nepuk pelan pipi Echan hingga membuat Hechan membuka mata nya perlahan.

"Echan ngingau lagi ya? Untung aja Teteh minta Echan di taro di kamar bawah"

"Jam berapa Teh?"

"Udah jam setengah 6, sana subuhan dulu abis itu siap-siap buat berangkat sekolah"

Hechan mengangguk. Ia kemudian berlalu masuk ke kamar nya.

Renata menggelengkan kepala nya lalu mengambil afron biru laut di lemari bawah dan di pakai nya untuk membuat sarapan pagi.

Di lain tempat.
Bunda baru saja membangunkan Nakula dan Sadewa dan si kembar itu ternyata tadi setelah sholat subuh kembali melanjutkan belajar untuk ujian hari ini. Dan sekarang kedua nya sedang bersiap-siap. Sekarang Bunda tengah membangunkan Mahesa. Mahesa bilang ia tertidur jam dua pagi karena sibuk mencari bahan skripsi yang belum juga ia dapat, maka dari itu Mahesa absen sarapan dan ingin lanjut tidur setelah subuhan. Selanjutnya Bunda membangunkan Januar. Januar ternyata sudah bangun dan bersiap-siap ikut lari pagi dengan Abimana. Setelah memastikan Januar bangun. Bunda beralih ke kamar Bayu, belum sempat mengetuk pintu. Bayu langsung keluar dan bilang mau memberi makan kucing nya si emon nama nya.

Dan sekarang Bunda tengah berdiri di depan kamar Arjuna. Sudah beberapa hari ini Arjuna tidak ke Cafe dan lebih mengurung diri kamar. Bunda sangat merasa khawatir namun juga kecewa karena sikap Arjuna. Namun bagaimanapun juga Gayatri adalah seorang Ibu, yang harus mengayomi putra-putra nya. Bunda pun mengetuk kamar Arjuna dua kali lalu langsung masuk ke kamar Arjuna karena tidak ada sahutan dari empu nya. Kamar nya gelap, tapi Bunda masih melihat jelas tubuh Arjuna yang masih terbaring di atas ranjang. Dengan lembut Bunda membangunkan Arjuna dengan menepuk pundak putra nya beberapa kali.

"Abang bangun, subuh dulu. Ini udah jam setengah 6 loh"

Arjuna bergumam.

"Abang"

Kali ini Arjuna membuka mata nya. Ia menoleh melihat siluet Bunda nya. Bunda tersenyum saat Arjuna membuka mata nya.

"Bangun bang, subuh an dulu" Ucap sang Bunda sambil membuka gorden kamar Arjuna.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang