Kritis

334 54 39
                                    

Selamat membaca...

-

-

-

Operasi Januar sedang di lakukan satu jam yang lalu dan masih belum selesai sampai sekarang. Bunda sudah bangun dan sekarang sedang duduk menyandar di bahu Arjuna. Ayah baru saja datang lima menit yang lalu, itu pun sempat berdebat dengan para investor yang sedang melakukan meeting masalah saham yang anjlok di cabang Singapore. Ayah tidak ingin kehilangan Putra nya yang lain, maka dari itu tanpa memperdulikan cemo'ohan dari para investor. Ayah segera meninggalkan rapat dan menuju rumah sakit. Sekarang Ayah tujuh anak itu sedang mondar mandir di depan pintu ruang UGD yang lampu nya masih menyala merah.

'Para Mantu' dan para anak sudah ada di rumah sakit. Termasuk Aulia yang sudah lebih dulu datang bersama Renata. Kedua wanita itu menatap tajam kearah deretan 'Para Mantu'. Keduanya sudah mengetahui dalang nya. Dan tentu nya saat kedua nya melihat wajah itu, ingin rasa mencabik wajah sok 'khawatir dan sedih' itu padahal pelaku nya dia sendiri.

Arjuna? Oh tentu saja, pemuda itu sudah tau dalang nya setelah malam kemarin dirinya di giring oleh Sadam untuk menemui Abimana dan Mahesa.Jelas, Arjuna terkejut bahkan hampir saja pingsan karena diri nya merasa sedang berhalusinasi karena rasa rindu nya pada kedua saudara nya itu. Namun, saat Renata dan Aulia menjelaskan semua nya. Arjuna baru sadar dan memeluk kedua saudara kandung nya dengan sangat bahagia. Dan sekarang, Arjuna sedang menatap kecewa tentu nya pada dia karena diri nya mencoba menolong orang yang jelas-jelas bersekongkol untuk membunuh saudara-saudara nya.

Aulia bersimpuh di depan Bunda dan menggenggam tangan Bunda "Bunda sabar ya"

Bunda hanya mengangguk dan mengusap pelan tangan Aulia yang berada di atas paha Bunda.

"Bunda takut kehilangan anak Bunda lagi" Lirih sang Bunda.

Sarah yang ada di samping Bunda pun ikut mengusap lengan Bunda.

"Engga akan terjadi, Bunda. Do'a seorang ibu itu mujarab. Bunda jangan putus do'a" - Aulia.

Bunda tersenyum lalu mengusap pipi Aulia "Makasih ya, Nak. Jika saja Mahesa masih hidup, Bunda sangat beruntung mempunyai menantu seperti mu"

Aulia tersenyum hangat.Ucapan calon mertua nya akan terjadi dimana diri nya dan Mahesa akan menikah. Sebentar lagi. Tunggu lah.

"Sebentar lagi adzan magrib. Kalian ke kantin rumah sakit buat batalan dulu ya" Ucap Bayu pada adik-adik dan 'Para Mantu'.

"Krystal disini aja Kak, nemenin Bunda sama Arjuna"

Renata dan Aulia menatap Krytsal. Lalu kedua nya saling pandang memberi kode.

"Kalau gitu kita mau batalan dulu ya, Kak. Kalau udah selesai operasi nya kabarin kita" Ucap Nakula.

Bayu mengangguk.

"Echan disini aja" Ucap Hechan duduk memeluk Renata.

"Kamu gak puasa?" Tanya Renata.

"Ih enak aja. Echan belum bolong sampe sekarang" Ucap si bontot tidak terima.

"Kak, batalan aja dulu. Biar Bunda giliran Aulia yang jaga" Ucap Aulia pada Krystal.

Arjuna menatap sang kekasih dan memberi kode untuk mengikuti yang lain nya ke kantin. Dengan menghela nafas, Krystal segera bangkit dari duduk nya dan pergi menyusul ke kantin rumah sakit.

Ayah duduk di samping Arjuna tempat Krystal tadi duduk. Menangkup kedua tangan nya di wajah sambil merapalkan do'a untuk keselamatan Januar. Bunda terpejam merasakan perih di mata nya akibat kelamaan menangis.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang