Kebahagiaan

371 54 42
                                    

Selamat membaca...

-





-





-

"Apapun jenis kelamin kamu nanti, Ayah harap kelak kamu akan menjadi panutan bagi semua orang terlebih untuk keluarga kita dan adik-adik kamu nanti nya. Baik-baik di sana ya, Nak. Ayah sama Buna menunggu kamu dengan rasa bahagia" Ucap Abimana berlutut di depan perut Renata.

Renata tersenyum melihat sang suami yang mencoba berinteraksi dengan si janin di dalam perut nya.

"Akhh" Ringis Renata.

Abimana langsung berdiri dan menatap cemas pada sang istri.

"Sayang kenapa? Ada yang sakit? Kita ke rumah sakit sekarang" Ucap Abimana membopong tubuh sang istri.

"Mas, Rere gak papa. Ini cuman respon si bayi di dalam perut. Gak sakit ko"

"Bener?"

"Iya sayang"

Abimana menghela nafas nya lega "Yaudah masuk kamar aja ya, disini dingin"

Renata mengangguk dan membiarkan tubuh nya di bopong oleh Abimana menuju kamar mereka. Kebetulan tadi mereka sedang menikmati sore hari di gazebo belakang rumah.

Abimana mendudukan sang istri di tepi tempat tidur.

"Makasih Mas"

Abimana mengangguk dan mengusap pelan rambut sang istri.

"Ini pertama kali nya si dedek gerak, Mas. Renata sempet kaget, minggu-minggu sebelum nya malah Rere ga ngerasain pergerakan apapun" Ungkap Renata.

Abimana duduk di samping sang istri dan mengelus perut buncit istri nya.

"Masih dalam kandungan aja udah jadi anak Ayah ya, Nak. Nanti setiap hari Ayah akan mengajak kamu ngobrol biar ga kesepian di dalem sana"

Renata terkekeh geli mendengar nya lalu mengusap-ngusap rambut Abimana yang sedang mencoba berinteraksi kembali dengan calon bayi mereka.

Di kamar Bayu tepat nya di kamar mandi. Sarah baru saja menyelesaikan buang air kecil. Di wastafel, Sarah menatap wajah nya yang sedikit pucat. Akhir-akhir ini, tubuh nya merasakan aneh. Seperti mudah lelah dan sedikit sensitif. Apalagi di area dada nya, setiap sedang melakukan kegiatan suami istri, ketika Bayu menyentuh bagian dada nya. Sarah pasti akan mengeluh sakit dan terasa nyeri. Belum lagi, tamu bulanan nya belum juga datang sudah hampir telat satu minggu.

Sarah menduga bahwa diri nya sedang hamil muda. Namun, ia tepis fikiran itu jauh-jauh. Mereka baru saja menikah satu bulan yang lalu. Tidak mungkin kan, jika Sarah hamil secepat ini. Meskipun ya, hampir dua hari sekali mereka melakukan hubungan suami istri. Sarah masih ragu. Tapi ia juga penasaran.

Alhasil dengan tangan gemetar. Sarah merobek bungkus alat tes kehamilan berwarna biru itu. Mengeluarkan nya dengan ragu-ragu.

"Kalau hasil nya negatif, aku takut kecewa. Tapi aku penasaran" Gumam Sarah melihat tangan kanan dan kiri nya yang terdapat satu buah alat tes kehamilan dan satu cup air kencing nya.

Sarah menghela nafas nya. Menggigit bibir bawah nya lalu mencelupkan alat tes kehamilan itu ke dalam cup berisi air kencing nya.

Mata nya terpejam rapat-rapat berharap hasil nya positif.

Setelah beberapa detik. Sarah mengangkat alat tes kehamilan itu dari cup. Mata nya terbuka perlahan lalu melihat hasil nya.

Garis dua?

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang