Pengakuan

367 64 32
                                    


Ayok dong yang udah baca jangan lupa pencet tombol bintang pojok kanan. Gak lama kok:' . Aku tau book aku ini ga sebagus yang lain nya. Tapi aku juga susah payah loh buat mikir dan ngetik nya. Tolong hargain yaa, jangan jadi siders🥺•

••••

Selamat membaca...

-


-


-


"Hai Zulfa, senang bertemu kembali dengan mu"

Semua orang mengalihkan atensi mereka pada Zulfa yang berdiri kaku di samping Nakula. Nakula ikut menatap Zulfa dengan tatapan bertanya.

"Haha"

Itu suara Abimana yang tertawa. Mereka pun mengalihkan lagi tatapan nya pada Abimana.

Terlalu bingung dengan keadaan sekarang.

"Kenapa kalian terlihat tegang?" Tanya Abimana.

"Mas?" - Ayah.

"Kenapa, Yah?"

Belum sempat Ayah menjawab, Sadewa dan Mahesa sudah berlari memeluk tubuh Abimana dan Mahesa. Sadewa yang memeluk Mahesa dan Nakula yang memeluk Abimana.

"Sadewa fikir, Mas Esa udah meninggal" Isak Sadewa lirih.

"Nakula kangen sama Mas Abi. Kenapa baru muncul?" Lirih Nakula.

Abimana dan Mahesa saling melirik sambil terkekeh bersama.

"Udah gak usah drama. Ini Mas Abi sama Mas Esa gak kemana-mana" Ucap Abimana menjaili si kembar.

Si kembar melepaskan pelukan nya dan memberenggut tidak suka dengan candaan Abimana.

"Bisa-bisa nya Mas bilang ini drama. Mas gak tau aja, gimana kita waktu tau kalian berdua di nyatakan meninggal. Bunda, Mba Rere, Mba Aul mereka sakit-sakitan terus. Jahat banget bilang nya ini drama!!" Kesal Sadewa di angguki oleh Nakula.

"Terus selama ini Mas dimana? Gak mungkin kan kalian berenang selama dua minggu ini buat sampe ke tepi laut?" Tanya Nakula.

Mereka terkekeh dengan pertanyaan Nakula yang kelewat -tidak mungkin-.

"Kita sengaja menghilang. Untuk mengungkapkan kejahatan seseorang yang sudah berani menjadi mata-mata di keluarga kita. Dan membantu aksi lancar nya iblis itu untuk menghabiskan satu persatu turunan keluarga Wijaya" Tutur Abimana sambil melirik kearah seseorang.

Orang itu terdiam kaku tidak berani bertatap mata dengan Abimana dan Mahesa.

"Mas tau siapa orang nya? Ada di disini?" - Sadewa.

"Ya, kita berdua sudah tau" - Abimana.

"Siapa Mas?" - Nakula.

"Awal nya Mas gak habis fikir sih. Mas minta tolong Arjuna buat mata-matai orang ini karena Arjuna yang paling dekat dengan orang ini. Ternyata Mas salah. Hanya karena Arjuna membantu nya untuk bekerja di Cafe, Mas jadi berfikir kalau orang ini akan menghabiskan banyak waktu nya di Cafe. Dan ternyata dugaan Mas salah lagi. Orang yang paling dekat dengan dia adalah kamu, Nakula"

Nakula menyeritkan dahi nya bingung. Semua orang disana mengalihkan atensi mereka pada, Zulfa.

Abimana berjalan mendekat kearah Zulfa yang sudah bergetar ketakutan dengan tangan yang mengeluarkan keringat dingin.

"Zulfa Yuqia Maharani, jelas saya dan keluarga saya tidak pernah mencurigai mu. Karena di belakang nama mu sama sekali tidak terdapat nama 'Alamsyah' . Berakting seolah ketakutan dan meminta perlindungan pada keluarga kami dengan alasan, Ayah tiri mu mencoba memperkosa mu? Dan dengan bodoh nya keluarga kami percaya. Padahal sejak awal sudah jelas, kehadiran kamu yang tiba-tiba saja muncul di depan Nakula dengan wajah yang lebam. Dan sedikit berakting-"

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang