Ngidam

405 46 45
                                    

Selamat membaca....

-


-


-

"MAS!!!"

"Allahuakbar Renata!"

"Astagfirullah teteh!!"

"Mas ko bentak Rere sih!! Pake nama panjang Rere juga!" Cetus Renata dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata nya.

Abimana yang sedang menyetir langsung ketar ketir melihat air mata itu turun dengan halus nya melalui permukaan wajah mulus sang istri.

"Sayang maaf, mas ga maksud bentak. Mas kaget. Maaf sayang" Ucap Abimana menepikan mobil nya dan menghadap pada sang istri lalu mengusap air mata di wajah Renata namun di tepis kasar oleh sang istri.

Di belakang, Hechan memutar bola mata nya kesal. Ibu hamil satu ini sedang memulai drama baru lagi. Belum juga satu jam drama sebelum nya selesai. Sekarang drama baru lagi akan di mulai. Padahal satu jam yang lalu, Renata tiba-tiba merengek ingin mengucir rambut Arjuna yang mulai gondrong dengan kuciran rambut berbandul kelinci. Aneh memang, tapi Mamah Ayu bilang itu salah satu ngidam nya Renata. Abimana sebagai suami pun dengan sigap langsung mengajak sang istri dan adik ipar untuk pulang ke Jakarta hari ini. Sebelum masuk mobil, Renata juga sempat menangis karena tidak ingin pisah dari sang Mamah. Mau bagaimana lagi, Mamah dan Papah nya masih ada urusan di Bandung. Masih ada sanak saudara yang belum di kunjungi. Dan alhasil, Abimana serta Hechan harus sabar-sabar menunggu drama Renata yang menangis di pelukan sang Mamah hingga masuk sendiri ke dalam mobil dan mengajak Abimana untuk segera pulang ke Jakarta.

"Drama baru nih" Gumam Hechan mengambil airpods nya lalu memakai di kedia telinga nya.

"Jangan sentuh Rere. Rere kesel sama Mas!!" Sentak Renata membelakangi Abimana menghadap ke jendela sambil melukis abstrak di kaca mobil.

Abimana menghela nafas nya. Kandungan Renata sudah masuk usia empat bulan, tapi mengapa malah semakin sensitif?

"Sayang, mas kaget tadi Rere manggil mas kenceng banget. Sayang mau apa emang?" Tanya Abimana lembut mengusap punggung sang istri.

Renata menggedikan bahu nya, maksudnya ingin menyingkirkan tangan Abimana dari punggung nya.

Abimana tersenyum kecil merasa gemas dengan kelakuan sang istri. Jika saja tidak ada Hechan, Abimana pasti sudah mendaratkan beberapa ciuman pada wajah sang istri karena saking gemas nya.

"Jadi gak ada yang Rere mau? Kalau gitu, Mas jalan lagi ya. Sebentar lagi mau masuk tol. Jangan nyesel loh" Pancing Abimana.

Renata bergerak resah. Kedua mata nya menatap kedai baso aci di depan nya. Jadi, Renata itu sengaja memanggil Abimana kencang karena menginginkan baso aci dan kebetulan mereka melewati kedai baso aci kesukaan Renata sebelum tinggal di Jakarta.

Abimana memajukan wajah nya dan ikut melihat arah pandang Renata. Terkekeh melihat ekspresi lucu sang istri yang menatap kedai baso aci dengan mata berbinar namun juga sedih. Seperti nya istri nya ini sedang gengsi untuk mengungkapkan keinginan nya.

"Dasar bumil" Kekeh Abimana pelan. Sepelan mungkin agar Renata tidak mendengar nya.

"Sayang mau baso aci? Kalau mau, Mas turun nih buat beli. Chan, makan baso aci dulu yuk. Kayak nya enak nih seger" Ucap Abimana menepuk lutut Hechan.

Hechan masih bisa mendengar ajakan Abimana dan hanya mengangguk lalu ikut keluar dari mobil meninggalkan Renata yang masih gengsi untuk menatap sang suami.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang