Malam yang panjang

289 50 57
                                    


Selamat membaca...

-

-

-

Bunda, Ayah, Papa Agung, Mama Ayu dan Bayu baru saja berangkat ke hotel dimana acara pernikahan di adakan. Sudah isya Abimana belum juga terlihat tanda-tanda pulang ke rumah. Di dalam kamar Renata terus mondar-mandir menunggu pesan dari suami nya. Dari sore tadi Abimana belum juga kasih kabar apapun kepada istri nya itu yang membuat sang istri kelabakan khawatir. Mahesa baru pulang beberapa menit yang lalu dan bilang jika Abimana sedang ada meeting mendadak. Renata awal nya percaya, namun sampai sekarang suami nya belum juga memberikan kabar. Sudah satu jam berlalu, jangan lupa bahwa Renata adalah mantan sekretaris nya Abimana. Jadi Renata tau waktu yang di gunakan untuk meeting tidak mungkin selama ini.

Hingga beberapa menit kemudian, Abimana masuk ke dalam kamar nya dan langsung mendapatkan pelukan dari sang istri.

"Mas kemana aja sih?!" Ucap Renata terisak di dada bidang Abimana.

Abimana sangat mengerti, selama kehamilan Renata ini pasti selalu sensitif terhadap hal apapun itu. Dan Abimana juga paham, jika istri kini sedang mengkhawatirkan nya.

Renata tidak tau menau tentang masalah di perusahaan. Namun, entah mengapa istri Abimana itu sangat peka dengan masalah sang suami.

"Ada masalah di kantor?" Tanya Renata melapaskan pelukan nya.

"Gak ada sayang. Maaf ya aku pulang terlambat. Mas mau mandi dulu. Nanti makan malem nya di hotel aja" Ujar Abimana.

Renata mengangguk dan memberikan handuk pada Abimana.

-

-

-

Di lantai dasar tepat nya di halaman belakang rumah. Para anak dan 'Para Mantu' berhasil mendekor taman belakang rumah dengan begitu aestetic. Kata nya sih pesta kecil-kecilan alias berbaque. Itu ide nya Nakula lagi-lagi. Padahal di hotel, Bayu sedang menahan ke gugupan nya untuk acara hari esok. Sedangkan dirumah para adik nya malah menghabiskan pesta kecil-kecilan.

Ada Loey, Wendy dan Juan. Pasangan suami istri itu di minta oleh Bunda menjaga para anak dan 'para mantu' takut nya berbuat macam-macam. Bunda bukan nya tidak percaya pada mereka. Namun, mencegah lebih dulu kan lebih baik. Padahal ada Arjuna si yang paling sulung disini. Soalnya kan Abimana dan Bayu tidak ada disini. Iya, Arjuna sengaja menutup Cafe nya sore tadi. Soalnya kan ini acara yang tidak bisa di tinggalkan. Bahkan Sadam dan Nadin juga ikut di ajak mengadakan pesta kecil-kecilan ini.

"Bang, daging sapi nya cuman ada segini" Ucap Sadewa menunjukan daging sapi segar yang baru saja di ambil dari kulkas.

"Waduh gak bakalan cukup itu. Mendingan beli aja lagi sana. Siapa yang mau beli? Sekalian bumbu-bumbu yang belum ada juga" Ucap Loey.

Mahesa langsung mengangkat tangan nya "Esa aja bang. Sama Aulia"

Tunjuk Mahesa pada Aulia yang sedang bermain dengan Juan. Aulia menggelengkan kepala nya menolak ajakan Mahesa.

"Yaudah nih uang nya. Bumbu-bumbu yang kosong nya tanyain aja ke Kak Wendy. Biar sekalian beli" Ucap Loey memberikan beberapa lembar uang berwarna merah pada Mahesa.

"Bang, Aulia bawa Juan gak papa?" Tanya Aulia. Percumah menolak, Loey seakan-akan buta melihat tolakan Aulia.

"Yaudah gak papa, minta jaket nya sama Kak Wendy buat Juan" Ujar Loey.

Aulia mengangguk lalu menggendong Juan mengikuti langkah Mahesa ke dalam dapur dimana Wendy sedang menyiapkan alat-alat bersama Krystal dan Putri.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang