Ramadhan pertama

319 58 59
                                    

Selamat membaca...

-

-

-

Ini adalah Ramdhan pertama Sarah juga Renata di keluarga Wijaya. Walaupun Renata sempat merasakan suasana ramadhan di kediaman keluarga Wijaya, namun tahun kemaren status nya masih menjadi sekretaris Abimana. Dan sekarang diri nya juga Sarah menyandang status 'Menantu' di keluarga Wijaya.

Hari ini puasa hari ke tiga. Renata masih belum juga bisa melaksanakan ibadah puasa karena kebetulan kemaren cek kandungan, kandungan nya masih rentan untuk berpuasa. Alhasil, Renata hanya bisa membantu Bunda dan Sarah di dapur untuk menyiapkan sahur atau pun buka puasa. Putri juga Zulfa sudah pindah ke apartment milik Abimana dan Renata kemaren. Iya Zulfa, dia masih trauma untuk pulang ke rumah. Maka dari itu, Zulfa meminta tolong pada Nakula untuk membujuk Putri agar mau tinggal dengan nya di apartment Abimana. Dan Putri menyetujui nya, toh niat awal Putri juga memang ingin mengajak Zulfa untuk tinggal bersama.

Seperti sekarang di kediaman Wijaya. Seluruh anak dan menantu baru saja melaksanakan buka puasa di meja makan. Kecuali Abimana dan Mahesa yang sedari kemarin sudah berangkat ke Singapore untuk mengecek keadaan cabang perusahaan, dengan beralasan hanya ingin memantau perkembangan disana. Ayah masih belum mengetahui kasus korupsi dari mantan HRD yang bekerja di cabang Singapore.

"Mas Abi belum ngabarin apa-apa lagi Mba Re?" Tanya Ayah pada Renata.

Renata menggelengkan kepala nya lemah. Dari kemaren sore hingga malam ini, suami dan adik ipar nya itu belum juga memberikan kabar apapun. Orang tua Renata juga sudah balik lagi ke Lampung untuk urusan bisnis. Alhasil, sudah dua hari ini Renata tidur di kamar Hechan karena semenjak sang suami pergi. Diri nya jadi sulit untuk tidur.

"Apakah ada masalah di cabang Singapore, Ayah?" Tanya Bayu.

Ayah tertegun. Jika memang tidak ada masalah apapun, kenapa kedua anak nya belum juga memberikan kabar apapun?

"Nanti selesai teraweh, Ayah bakalan hubungin Husain" Ucap Ayah.

Renata memandang makanan nya dengan enggan. Baru dua suap, tiba-tiba perut nya mendadak mual dan merasa di lilit hingga refleks Renata mengaduh kesakitan sambil memegang perut nya. Sarah dan Hechan yang ada di samping Renata refleks memegang perut Renata.

"Teteh kenapa?" Tanya Hechan.

"Bunda, s-sakit" Lirih Renata.

"Kak telepon Bang Loey sekarang!" Titah Bunda.

Mereka yang tadi nya sedang melaksanakan buka puasa pun terhenti karena khawatir dengan kandungan Renata.

"Abang angkat Mba Renata ke kamar Hechan" Titah Bunda pada Arjuna.

Arjuna langsung membopong tubuh Renata ke kamar Hechan. Mereka semua mengikuti langkah Arjuna. Sedangkan Bayu sedang menelepon Loey.

"Sakit nya gimana Mba?" Tanya Bunda memegang perut Renata.

Renata sudah di baringkan di tempat tidur Hechan.

"S-sakit banget Bunda. Kayak berasa di lilit perut nya" Ucap Renata tertatih dengan peluh yang mulai bercucuran.

Sarah menyeka keringat di dahi Renata.

"Mba tarik nafas dulu. Atur dulu nafas nya biar ga makin sakit" Ucap Sarah.

"Ya Allah, kamu kenapa nak" Lirih Renata menangis.

Loey masuk ke dalam kamar Hechan dan langsung mengecek perut Renata.

"Re coba tarik nafas" Titah Loey sambil memegang perut Renata.

"Sakit nya sebelah mana?"

Renata menyentuh perut bagian bawah.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang