Sesuatu

309 46 84
                                    

Selamat membaca...

-

-

-

Mobil Januar berhenti di depan rumah Putri. Raut wajah Putri sedikit terkejut saat melihat sebuah motor matic terparkir di halaman rumah nya. Ia panik.

"Jan kamu pulang sekarang. Aku masuk duluan"

Belum sempat Januar menjawab, Putri sudah berlalu masuk ke dalam rumah nya. Januar melihat sedikit kejanggalan dari diri Putri. Putri seprti terlihat ketakutan. Namun, Januar segera menepik fikiran itu. Ia juga butuh istirahat, mobil nyapun meninggalkan tempat.

"Plakk"

"Perempuan macam apa kamu Putri hah?!! Kamu perempuan bisa-bisa nya keluyuran seharian ini bersama laki-laki!!"

Putri jatuh terduduk di kursi saat diri nya tertampar dengan keras. Sudut bibir nya merasakan perih. Pipi putih mulus nya tercetak jelas garis tangan sang Ayah hingga merobek ujung bibir nya.

"Pah sudah. Orang tua kekasih nya yang meminta izin padaku untuk membawa Putri ke lamaran kakak kekasih nya" Ucap sang Mama melerai.

"Tetap saja!! Kau juga. Ibu macam apa kamu hah?!! Membiarkan anakmu keluyuran seharian ini!! Bukan nya bekerja!!"

Sekali lagi Putri mendapat pukulan. Kini di kepala nya.

Ia menangis menahan perih. Kedua tangan nya sudah melindungi kepala nya dari pukulan sang Papa.

"Kau harus nya tau diri Putri!! Kita itu kesusahan!! Jualan buah-buahan Mama mu tidak menguntungkan Papa sama sekali!! Dan kau malah masuk kuliah!!"

Putri mendongkak menatap sang Papa dengan kecewa "Apa harus Putri memberikan uang hasil kerja Putri untuk Papa? Putri gak masalah Pah, kalau Papa gunakan uang itu dengan baik. Tapi kenapa Papa malah gunain uang itu dengan berjudi dan meniduri wanita! Apa tidak cukup hanya dengan Mama!!!"

"Kurang ngajar!!!"

Sang Papa menarik rambut Putri hingga kepala nya terhuyung.

"Berani kamu melawan Papa mu hah?!!"

"Kamu harus Papa beri pelajaran!!"

"Pah udah Pah. Putri anak perempuan tolong jangan terus-terusan di kasari" Ucap Sang Mama.

"Gara-gara kamu yang slalu memanjakan nya, dia jadi melunjak pada ku!!"

"Sini kamu"

Sang Papa menarik rambut Putri keluar dari rumah. Putri menangis dan di sertai ringisan menahan sakit. Kepala nya tersara nyud-nyud dan pusing. Badan nya pun lemas, ia menyesal saat tadi tidak membeli apapun di supermarket.

"Siapa kau?!!"

Putri mendongkak. Mata nya membola saat melihat Januar sedang berdiri di hadapan mereka.

"Lepaskan tangan anda!" Ucap Januar penuh penekanan.

Putri menggelengkan kepala nya. Dengan tatapan memohon ia menatap Januar dan memberi nya kode untuk pergi dari sini.

"Ku tanya siapa kau?! Ada urusan apa kau disini?" Ucap sang Papa sambil menggoyangkan kepala Putri.

Putri mengeluarkan suara kesakitan nya. Sang Mama sudah bersimpuh memohon untuk sang papa melepaskan nya.

"KU BILANG LEPASKAN TANGANMU!! KAU AYAH NYA KAN?! KENAPA KAU TEGA MENYIKSA PUTRI MU SENDIRI!!"

Papa Putri terkejut, begitu juga dengan Putri.

"Januar, aku mohon pergi dari sini. Please Janu"

Januar tidak menghiraukan ucapan Putri. Ia berjalan kehadapan mereka dengan angkuh. Lalu dengan sekali sentakan, melepaskan tangan Papa Putri dan menarik Putri ke dekapan nya.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang