Cinta sepihak?

306 49 51
                                    

Selamat membaca...

Selamat berkobam, karena ini ada 2000 kata lebih hehe.

-

-

-

Mahesa masuk ke dalam rumah dengan melangkah gontai. Di belakang nya ada Januar yang menggelengkan kepala nya. Bisa-bisa nya kakak keempat nya ini membuat panik semua orang rumah dan ternyata 'orang nya' sedang berleha-leha di tepi danau.

Bunda yang mendengar derap langkah kaki langsung berlari menuju ruang tengah dan melihat Mahesa. Mata Bunda berkaca-kaca dan segera menghampiri anak keempat nya.

"Mas Esa dari mana aja sih Mas? Kenapa bikin Bunda panik gini? Semalem Mas Esa tidur dimana? Mas kalau ada masalah cerita sama Bunda. Atau gak sama Mas Abi, Kak Bayu, Bang Juna, Ayah juga. Kenapa Mas kayak gini? Bunda khawatir banget loh Mas. Sampe Bunda lupain persiapan nikahan Kak Bayu yang tinggal 4 hari lagi" Ucap Bunda menerobos ucapan nya di hadapan Mahesa.

"Bunda, Maafin Mahesa. Mahesa mau ke kamar dulu" Ucap Mahesa menunduk dan mendahului Bunda.

"Jawab dulu pertanyaan Bunda. Semalem Mas Esa tidur dimana?!!"

"Wisma"

Bunda hendak bertanya lagi namun di cegah oleh Ayah.

"Bunda, Mahesa kayak nya butuh waktu sendiri. Biarin dulu, nanti kalau udah tenang baru Bunda samperin" Ucap Ayah menahan kedua bahu Bunda.

"Gak bisa gitu Ayah! Mahesa udah bikin panik semua orang rumah!"

Abimana menghampiri sang Bunda.

"Bunda, bener kata Ayah. Jangan teken Mahesa dulu. Nanti yang ada dia pergi lagi. Yang penting sekarang Mahesa udah pulang" Ucap Abimana.

"Mas Esa masih anggap Bunda ada apa engga?! Gak biasa nya Mas Esa bersikap kayak gini! Apa harus dengan cara kabur-kaburan kayak gini!!" Pekik Bunda tanpa menghiraukan ucapan Ayah dan Abimana.

Langkah Mahesa terhenti di pilar yang memisahkan antara ruang tengah dan ruang keluarga.

Bunda langsung menghampiri Mahesa dan membalikan tubuh sang Putra.

"Mas Esa sebelum nya gak pernah gini! Anak-anak Bunda gak ada yang kayak gini. Cuman Mas Esa aja yang kabur-kaburan gini. Mas Esa punya masalah apa sampe gak mau cerita sama Bunda? Mas Esa lupa kalau Mas Esa punya Bunda sama Ayah?"

Mahesa menggelengkan kepala nya lemah.

Bunda sudah bersiap-siap nangis. Hati ibu mana yang tega melihat putra kandung nya seperti ini, terlihat tidak bersemangat dan sempat kabur dari rumah. Tentu perasaan Bunda sangatlah sakit, terlebih putra nya lebih memilih kabur daripada menyelesaikan nya dengan berbicara pada sang Bunda.

Ayah menghampiri Bunda dan memeluk bahu Bunda menenangkan sang istri.

"Mas Esa ke kamar sekarang. Biar Bunda, Ayah yang tenangin" Ucap Ayah.

Mahesa mengangguk dan melangkah menuju tangga. Tatapan nya sempat beradu dengan manik mata milik Putri, dan Mahesa mengabaikan nya lebih memilih melangkah ke lantai dua.

"Untuk makan malam pesen aja nasi goreng depan komplek!" Ucap Bunda langsung masuk ke dalam kamar kosong yang terletak tidak jauh dari ruang keluarga.

Semua anak-anak menghela nafas nya. Seperti nya mood sang Bunda benar-benar tidak stabil. Apalagi sekarang sedang sibuk-sibuk nya mempersiapkan pernikahan anak kedua, dan anak keempat nya malah membuat masalah.

Tidak ingin membuat sang Bunda marah. Abimana akhirnya menyuruh Januar membeli nasi goreng di depan komplek untuk makan malam.

Malam nya selesai mereka makan malam, si kembar masuk ke dalam kamar masing-masing untuk belajar. Hechan masuk ke dalam kamar nya karena merasa situasi keluarga ini sedang tidak aman, begitu juga dengan Putri yang pamit lebih dulu masuk kamar beralasan mengerjakan tugas yang kamaren sempat tertinggal. Kini tinggal ada Ayah, Abimana, Renata dan Januar. Arjuna dan Bayu masih diluar belum pulang. Dan Bunda semenjak tadi belum juga keluar kamar.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang