Sebuah mimpi??

331 55 67
                                    

••

Makin kesini komen nya makin menipis huhu, kayak nya udah gak ada yang minat yaa:((

Pdhl lagi selesain sesuatu di cerita ini, kalau readers nya makin merosot yang ada aku tamatin dua chapter lagi aja ya:'

Selamat membaca...

-

-

-

"Apa tujuan Papa mencelekai Januar?!" Teriak Putri masuk ke dalam rumah nya dengan kasar.

Sang Papa yang sedang menikmati secangkir kopi di siang hari ini tersenyum kecut melihat Putri sulung nya yang sudah lama tidak pulang ke rumah.

"Wahh, ada apa gerangan Putri ku yang cantik ini kemari? Merindukan Papa?" Tanya sang Papa bangun dan menyentuh dagu Putri.

Putri menghempaskan tangan sang Papa dengan kasar dan menatap tajam kearah sang Papa.

"Apa tujuan Papa membuat Januar celaka?!"

"Oh itu? Putri mengkhawatirkan nya? Siapa dia bagi mu?!!"

"Dia laki-laki yang Putri cintai!! Apa tujuan Papa?"

"Papa hanya ingin bermain-main dengan pemuda itu, karena sudah merebut Putri kesayangan Papa" Ucap sang Papa penuh penekanan.

"Bermain-main? Apa tidak ada pekerjaan yang lain selain mencelakai pemuda yang aku cintai? Kau hampir membunuh nya!!!" Pekik Putra.

Sang Papa langsung menatap tajam Putri. Berani sekali Putri nya itu membentak sang Papa demi seorang pemuda yang bahkan baru beberapa tahun singgah di hati nya.

"Kau berteriak di depan ku?!" Bentak sang Papa mencengkram kedua pipi Putri.

Putri meringis saat tangan kasar itu semakin mencengkram hingga pipi bagian dalam nya merasakan perih juga panas.

"Tujuan ku memang untuk itu!!! Aku di suruh untuk membunuh pemuda yang kau cintai!!! Setelah tugas ku selesai. Seseorang akan memberikan ku upah yang sangat besar, hingga kau dan ibu mu kembali lagi padaku!!!" Bentak sang Papa.

Mata Putri sudah memanas, menggelengkan kepala nya dengan lemah.

"Le-pas" Lirih nya.

"Jangan menghalangi jalan ku!" Ucap sang Papa tajam menghempaskan wajah Putri hingga Putri tersungkur.

"Bukan seperti ini cara nya Pa! Aku dan Mama terlalu lelah dengan sikap Papa yang kasar!" Lirih Putri menekankan setiap ucapan nya.

Sang Papa menatap tajam "Kau tidak tau apapun! Pergi dari sini, sebelum tubuh mulus mu aku nodai dengan darah!!"

Putri segera bangun dan berdiri di hadapan sang Papa.

"Satu langkah Papa melukai Januar, aku akan lebih dulu melindungi nya!"

Sang Papa yang emosi membanting barang di dekat nya. Putri melangkah keluar rumah, namun sebelum itu ucapan sang Papa membuat langkah Putri terhenti.

"Seharus nya kau juga berhati-hatu dengan calon menantu Wijaya yang menjadi dalang di balik kematian anak pertama dan anak ketiga Wijaya!!"

-

-

-

"Mahesa"

Aulia menatap wajah itu dengan penuh harap. Melangkah untuk memeluk tubuh yang Aulia rindukan selama satu minggu ini. Menghirup wangi tubuh pemuda yang sangat Aulia cintai di dekapan nya.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang