Ribut

342 49 87
                                    

Selamat membaca...

-

-

-

"Mahesa mana? Bukan nya lo bawa mobil?" Tanya Jonny yang baru saja datang.

Aulia terisak ia menggelengkan kepala nya enggan menjawab. Tanpa Aulia menjawab, Jonny sudah tau alasan nya. Jonny menarik lengan Aulia dan keluar dari Cafe. Gedeg banget Jonny sama Mahesa tapi ia harus menahan nya. Masalah nya ini bukan pertama kali nya Aulia di tinggalkan oleh Mahesa gara-gara Putri.

"Masuk" Titah Jonny dingin.

Aulia masuk ke dalam mobil Jonny dengan masih terisak.

Dengan kesal Jonny menelepon seseorang dan sedikit membentak orang yang berada di sebrang telepon.

"Kak, bilang sama Mahesa jangan jadi brengsek gara-gara satu cewek yang bahkan gak peduli sama dia. Mahesa ninggalin Aulia di Cafe One sendirian, dia bawa mobil Aulia sampe Aulia gue yang jemput!"

Jonny langsung mematikan telepon itu sepihak dan masuk ke dalam mobil.

"Berhenti nangisin Mahesa!!!" Tita Jonny begitu dingin.

Aulia hanya terdiam dengan tangisan kecil. Mobil Jonny pun beranjak meninggalkan halaman parkir Cafe.

-

-

-

"Putri, lo kenapa? Kenapa acak-acakan gini?" Tanya Mahesa cemas melihat keadaan Putri yang sedang terduduk di tangga semen.

Putri mendongkak ia langsung memeluk Mahesa dan menangis di dada bidang Mahesa.

"Kenapa lo gak pernah bilang kalau Januar punya cewe? Kenapa lo gak bilang kalau Januar sebenernya gak ada rasa sama gue? Sakit banget Mahesa, gue di jadiin pelarian sama adek lo. Setelah Papa gue yang nyakitin gue, sekarang laki-laki yang gue cinta malah nyakitin gue juga. Kenapa dunia gak adil buat orang macam gue" Ucap Putri memukul dada bidang Mahesa dengan brutal.

"Dan bodoh nya gue gak bisa buat benci Januar. Gue udah jatuh sedalam-dalam nya sama dia. Gue udah jatuh cinta dan gak bisa buat benci atas perlakuan dia"

Mahesa mengepalkan tangan nya. Nafas nya turun naik menahan emosi.

"Apa yang harus gue lakuin? Gue sayang Januar, Sa. Tapi Januar cuman jadiin gue pelarian"

Mahesa mengatur nafas nya. Ia mengusap punggung Putri dengan pelan.

"Gue bakalan bicara sama Januar. Lo tenangin diri lo dulu, sekarang kita pulang"

Ingin rasa nya Mahesa berteriak di depan Putri bahwa masih ada satu laki-laki yang mencintai dia dengan tulus. Yaitu Mahesa. Mahesa ingin mengatakan nya. Tapi ia lebih baik diam dan melihat bagaimana kedepan nya. Jika Januar masih menyakiti Putri. Mahesa akan ambil tindakan.

Putri melepaskan pelukannya, namun tangan nya masih melingkar di pinggang Mahesa.
Mahesa menghapus air mata di kedua pipi Putri dengan lembut.

"Jangan nangis. Nangis aja cantik, apalagi kalau senyum. Ayok senyum"

Putri memaksakan tersenyum. Namun terlihat manis bagi Mahesa.

"Kita pulang ya, aku anterin"

Putri mengangguk. Tangan nya di genggam oleh Mahesa menuju mobil Aulia.

"Ini mobil siapa?" Tanya Putri.

"Temen"

Mahesa membukakan pintu mobil untuk Putri. Putri tersenyum hangat, beda sekali dengan Januar tadi.

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang