Sadewa-Naira & Nakula-Zulfa

456 52 26
                                    


Selamat membaca...

-




-





-

Nakula dan Hendry baru saja menyelesaikan kelas pertama mereka. Kedua nya melangkah keluar dari dalam kelas. Berencana untuk ke kantin, menunggu dua jam lagi kelas kedua.

"Lo gak mau selesain dulu sama Zulfa? Udah mau dua bulan, Nakula" Ucap Hendry menatap kepergian Zulfa yang selalu menghindari Nakula.

"Gue harus apa? Dia aja ngejauh terus tiap gue samperin" Ucap nya acuh.

"Lo turunan siapa sih? Kok mudah nyerah gini. Setau gue gada tuh kakak-kakak lo yang gampang menyerah kayak gini. Sekalipun bang Janu di selingkuhin setaun aja di langsung selesain masalah nya. Lah lo, gantung begini" Decak Hendry.

Apa yang di katakan Hendry ada benar nya, dengan nanar Nakula melihat punggung Zulfa yang di peluk oleh Nana dan Jeno.

"Gue udah berusaha, Dry. Tapi si kembar sialan itu selalu ngehalangin usaha gue" Ucap Nakula.

Hendry mengulum bibir nya.

"Gue bakalan bantu lo buat ketemu sama Zulfa dan selesain semua nya. Keluarga lo juga udah ikhlas kan? Ga dendam sama Zulfa?"

"Engga lah, keluarga gue mah bukan pendendam. Cuman Abang-abang gue masih ga terima karena Zulfa gada omongan minta maaf dengan baik-baik setelah di rumah sakit waktu itu"

"Abang-abang lo mah gampang, mereka semua nya kan nurut sama Bunda. Kalau Bunda lo udah biasa aja berarti abang lo juga bakalan nerimain"

Nakula mengangguk mengiyakan ucapan Hendry.

"Udah sekarang kita susul Dewa sama Naira di kantin, lagian gue udah bener-bener laper banget"

Nakula dan Hendry pun berjalan bersama menuju kantin kampus. Disana sudah ada Sadewa dan Naira yang sedang menunggu makanan mereka.

"Gue yang pesen, lo mau pesen apa?" Tanya Hendry.

"Mie ayam pake bakso"

Hendry mengangguk dan melangkah menuju lapak mie ayam. Sedangkan Nakula menghampiri meja Sadewa dan Naira.

"Kenapa muka lo?" Tanya Sadewa.

"Gak papa, lagi laper aja" Balas Nakula.

"Belum baikan ya sama Zulfa?" Tanya Naira.

Nakula menggelengkan kepala nya.

"Sebenernya hubungan lo sama Zulfa sekarang tuh apa?" - Naira.

"Gatau. Dia pernah minta putus, tapi gue gak mau"

"Kenapa gak lo perjuangin lagi? Kalau kayak gini, jatuh nya lo nyerah dan ngebiarin hubungan lo sama Zulfa berakhir" - Sadewa.

"Yang di bilang Dewa bener Nakula. Nanti gue bantu buat lo bisa ada waktu sama Zulfa"

Nakula hanya mengangguk, tidak mengharapkan yang lebih. Toh, Nakula yakin. Jika Zulfa pasti tidak akan mau bertemu dengan nya. Setiap di kelas saja, gadis itu selalu menjaga jarak.

Hendry membawa nampan berisi empat mangkuk mie ayam dan empat gelas jus jeruk.

"Sini gue bantu"

"Dari tadi ke!"

Naira berdecak dan membantu Hendry menyimpan mangkuk itu di hadapan keempat nya.

"Rencana nya, gue mau bilang sama Zulfa kalau lo di tusuk sama begal" Celetuk Naira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Harta Tahta Keluarga || SuperMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang